Jumat 25 Jun 2021 19:18 WIB

IDI Ungkap Produksi Oksigen untuk RS Hanya 10 Persen

Kurangnya oksigen disebabkan tidak seimbangnya antara supply dan demand.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Pekerja mengisi ulang tabung oksigen medis di salah satu agen isi ulang oksigen, Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021). Permintaan isi ulang dan pembelian tabung oksigen kebutuhan medis rumahan dan rumah sakit terus mengalami peningkatan hingga 150 persen atau dari 100 tabung menjadi 250 tabung perhari sejak lonjakan kasus COVID-19 di Bandung Raya.
Foto: ANTARA/NOVRIAN ARBI
Pekerja mengisi ulang tabung oksigen medis di salah satu agen isi ulang oksigen, Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/6/2021). Permintaan isi ulang dan pembelian tabung oksigen kebutuhan medis rumahan dan rumah sakit terus mengalami peningkatan hingga 150 persen atau dari 100 tabung menjadi 250 tabung perhari sejak lonjakan kasus COVID-19 di Bandung Raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lonjakan kasus Covid-19 saat ini menyebabkan kebutuhan oksigen semakin banyak di setiap rumah sakit. Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Adib Khumaidi, SpOT mengatakan kurangnya oksigen disebabkan tidak seimbangnya antara supply dan demand.

“Demandnya ini luar biasa yang menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat,” kata dr Adib dalam acara jumpa pers Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Jumat (25/6).

Dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta untuk menekan produksi oksigen agar kebutuhan oksigen di rumah sakit bisa tercapai. Sekretaris IDI Jawa Tengah Sigit Kirana mengatakan pada rapat Tim Mitigasi IDI dengan Samator, terungkap ada kendala dari penyampaian produksi oksigen.

Produksi oksigen yang ditujukan untuk rumah sakit hanya sepuluh persen sedangkan untuk industri 90 persen. Sigit menyebut, jika produksi untuk industri bisa dialihkan sementara, kemungkinan bisa membantu pasokan oksigen di rumah sakit. Ini pun harus ada kebijakan.

“Kendala selanjutnya masalah distribusi. Pihak Samator mengirimkan 14 truk pengangkut liquid oksigen untuk didistribusikan ke Kendal, wilayah Jawa Tengah lain, dan Yogyakarta. Karena memang demandnya besar dan lonjakan kasusnya tinggi sehingga stok yang biasa dikirimkan tidak mencukupi,” ujar dia.

Sementara di Yogya, Ketuga Satgas Penanggulangan Covid-19 IDI Yogyakarta dr Tri Wijaya mengungkapkan kendala pasokan oksigen terletak di Kendal. “Kita patokannya di Samator Kendal. Kalau Kendal tidak masalah, kita bisa cepat dapat,” kata dr Tri.

Dia menyebut saat ini kebutuhan oksigen di rumah sakit di atas 20 tabung. Sementara untuk kebutuhan per hari hanya bisa diberikan enam hingga delapan tabung.

“Padahal pasien dikasih non-rebreathing oxygen mask (NRM) yang berarti 10 liter per menit itu, ya berarti kebutuhannya semakin meningkat,” ucap dia. Tri meminta agar Kemenkes memprioritaskan pasokan oksigen untuk penangan Covid-19 dibandingkan untuk industri.

“Dari Kemenkes prioritaskan medis, industri diberhentikan dulu. Kita harus tegas dan awasi,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement