Kamis 17 Jun 2021 09:58 WIB

Kapolri dan Panglima Tinjau Vaksinasi di Episentrum Covid-19

Menurut Argo, Kudus, Bangkalan, dan Bandung merupakan episentrum penyebaran Covid.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kanan) didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Foto: NOVA WAHYUDI/ANTARA
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kanan) didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau pelaksanaan vaksinasi di tiga wilayah yang menjadi episentrum kasus Covid-19, yakni Kabupaten Kudus, Bangkalan, dan Kota Bandung.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan, Kapolri dan Panglima berangkat menggunakan pesawat Boeing TNI AU dari Base Operasi TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

"Rencana hari ini Bapak Panglima dan Kapolri akan ke Bandung, Kudus dan Bangkalan untuk meninjau vaksinasi. Ini merupakan kunjungan yang kesekian kalinya mengingat kasus Covid-19 di wilayah tersebut cukup tinggi," kata Argo di Jakarta, Kamis (17/6).

Dalam kunjungannya, Kapolri didampingi Asops Kapolri, Kadiv Humas Polri, Kadiv Propam Polri, Wakabareskrim, Karo Korwan PPNS, dan Karumkit Polri. Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Rabu (16/6), Kapolri menyebutkan, terjadi peningkatan kasus Covid-19 usai Idul Fitri 2021 di Kudus dan Bangkalan.

Menurut Listyo, episentrum di wilayah Bangkalan, Madura diawali oleh adanya kegiatan halal bihalal. Pada saat itu, kata dia, beberapa orang terkonfirmasi positif, dan saat ini dilaporkan tujuh orang meninggal termasuk tenaga medis.

"Kasus harian di Bangkalan kini mencapai 392 kasus, meningkat 68 persen dibandingkan angka sebelumnya 50 kasus, sehingga tingkat BOR atau keterpakaian tempat tidur 61 persen," ujar Listyo..

Sedangkan di Kabupaten Kudus, lanjut Sigit, terjadi kenaikan tingkat keterpakaian tempat tidur di rumah sakit. Pada awalnya ada di enam desa yang terpapar Covid-19, kemudian naik menjadi 45 desa, dan saat ini menjadi 60 desa yang mengakibatkan 181 orang positif.

"Sehingga menyebabkan kenaikan tingkat keterpakaian tempat tidur sebesar 96 persen," kata Listyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement