Selasa 15 Jun 2021 00:04 WIB

Kala Ganjar Curiga Varian Delta Sudah Menyebar di Wilayahnya

Ganjar meminta kepala daerah di Jateng melakukan tes genome sequencing.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menunjungi tempat isolasi terpusat para penyintas Covid-19, di Rusunawa Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Ahad (13/6).
Foto:

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfrimasi 62 kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus terkait dengan mutasi virus varian Delta. Dari kasus yang terjadi di Kudus menunjukkan kemungkinan besar adanya transmisi lokal varian Delta.

"Sampai saat ini jumlah yang positif varian Delta di Kudus berjumlah 62," kata  Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika, Senin (14/6).

Ia menambahkan, sebagian pasien ini masih menjalani isolasi dan dirawat. Kemudian sebagian besar lainnya sudah sembuh.

Terkait tingginya mutasi virus di Kudus, Nadia menjelaskan karena transmisi lokal, mobilitas yang tinggi dan protokol kesehatan (prokes) yang kendor. Apalagi, dia melanjutkan, Kudus adalah tujuan mudik dan destinasi wisata rohani.

Namun, Siti Nadia memastikan adanya mutasi virus ini tidak mengganggu efikasi vaksin. Untuk mengatasi penularan virus ini, dia melanjutkan, Kemenkes masif melakukan pengujian dan pelacakan serta mempercepat vaksinasi. Di satu sisi, Kemenkes juga meminta masyarakat menghindari kasus Covid-19 termasuk mutasinya dengan tetap disiplin prokes dan menghindari kerumunan.

Varian Delta terkonfirmasi ditemukan di Kudus lewat pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) Pokja Genetik FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM) yang hasilnya keluar 11 Juni 2021. Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM, dr. Gunadi mengatakan, dari 34 sampel diperiksa, 28 terkonfirmasi sebagai varian Delta.

"Sebelumnya sudah terdeteksi beberapa kasus, namun acak dan sekarang sudah jadi klaster di Kudus. Artinya, kemungkinan besar sudah terjadi transmisi lokal di Indonesia, khususnya di Kudus. Tidak menutup kemungkinan juga ke luar Kudus," kata Gunadi, Senin (14/6).

Varian delta ditetapkan WHO menjadi Variant of Concern (VoC) 31 Mei 2021 karena berdampak besar kesehatan global. Penuhi satu atau lebih dari tiga dampak yang ditimbulkan, daya transmisi, keparahan pasien dan pengaruh kepada sistem imun.

Ia menerangkan, varian Delta telah terbukti menimbulkan dua dampak yaitu lebih cepat menular serta mampu mempengaruhi respons sistem imun manusia. Transmisi yang begitu cepat telah terlihat dari kasus di India dan Kudus itu sendiri.

"Varian Delta bisa menurunkan respon sistem imun kita terhadap infeksi Covid, baik respons imun yang ditimbulkan infeksi alamiah maupun vaksin," ujar Gunadi.

Mengingat dampak yang ditimbulkan cukup serius, Gunadi meminta masyarakat tetap disiplin menjalankan prokes pencegahan Covid. Berlaku bagi seluruh masyarakat, termasuk yang telah melakukan vaksinasi karena reinfeksi masih bisa terjadi.

"Prokes harus diperketat. Meski sudah vaksin, prokes tidak boleh longgar," kata Gunadi.

 

photo
Nama baru varian covid-19. - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement