Selasa 08 Jun 2021 18:06 WIB

PTM tidak Boleh Dimulai dengan Materi yang Memberatkan

Saat PTM sekolah diberi keleluasaan melakukan penyederhanaan materi belajar.

Dua orang siswa sekolah dasar mengerjakan soal ujian akhir semester di rumahnya di Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (8/6/2021). Gubernur Yogyakarta Sri Sultan HB X menyatakan sekolah tatap muka di wilayahnya dibuka setelah vaksinasi COVID-19 terhadap guru dan tenaga kependidikan selesai dilakukan
Foto:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat baru 1,6 juta guru dan tenaga pendidik dari sekitar 5,5 juta tenaga pendidik di Tanah Air yang sudah divaksinasi Covid-19. Padahal sekolah tatap muka akan dimulai Juli 2021 mendatang.

"Melihat kondisi sekarang, sepertinya sulit mencapai angka 100 persen dalam waktu dekat," kata Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian kepada Republika, Selasa (8/6).

Ia mengusulkan, guru dan tenaga kependidikan yang belum mendapatkan vaksin, sebaiknya tidak diwajibkan untuk masuk sekolah sebelum mendapatkan vaksin. Terkait persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka, ia mengatakan belum banyak satuan pendidikan yang melaporkan ke website Kemendikbud.

"Terakhir saya lihat masih di bawah 50 persen, oleh karena itu sulit bagi kita menilai kesiapan," ucapnya.

Ia menambahkan, berdasarkan pengamatan di lapangan, masih banyak stakeholder di bidang pendidikan yang belum memahami isi Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri. Ia meminta agar sosialisasi aturan tersebut digencarkan lagi.

"Buat hotline pemantauan dari masyarakat. Lalu, adakan sosialisasi/pelatihan dengan guru-guru untuk menyatukan mindset dan pemahaman terkait pandemi Covid-19," ujarnya.

Terkait pembelajaran tatap muka, Presiden Joko Widodo juga memutuskan hanya memperbolehkan kegiatan tatap muka dua hari dalam sepekan. Politikus Partai Golkar itu menyambut baik kebijakan tersebut.

"Menurut saya baik memang utk dibatasi. Untuk teknis diserahkan ke daerah dan sekolah masing-masing sesuai kebutuhan," terangnya.

Pelaksana tugas (plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu, menegaskan stok vaksin untuk guru sudah aman. Artinya, hal yang perlu dilakukan saat ini yakni segera mengimplementasikan vaksinasi kepada target pemerintah 5,6 juta guru sebelum tahun ajaran baru Juli 2021.

Sebelumnya, vaksinasi April dan Mei 2021 di Indonesia sempat terkendala dan ditunda karena kurangnya stok vaksin. Namun untuk Juni ini, Maxi memastikan, ketersediaan stok vaksin untuk vaksinasi guru tidak akan menjadi masalah lagi.

"Vaksin alhamdulillah sudah banyak mulai Juni ini, vaksin kita sudah lumayan. Jadi, tidak ada alasan lagi soal vaksin," kata Maxi, dalam telekonferensi, Selasa (8/6).

Ia tidak memungkiri saat ini masih banyak guru dan tenaga kependidikan yang merasa ragu untuk divaksin. Terkait hal ini, Maxi menegaskan saat ini vaksin yang digunakan Indonesia sudah tercatat dalam daftar darurat vaksin WHO.

Vaksin yang tercatat di WHO, lanjut Maxi, berarti sudah diakui dunia dan memiliki keamanan serta mutu yang tinggi. Ia pun meminta agar para guru dan tenaga kependidikan tidak merasa ragu untuk divaksin.

"Jadi, teman-temanku, guru-guruku, saya kira ini kesempatan orang berlomba mencari vaksin. Vaksin yang kita gunakan sudah masuk EUA BPOM dan juga masuk dalam emergency listing WHO. Jadi tidak usah ragu lagi dengan melakukan vaksinasi," kata dia lagi.

photo
Ilustrasi Sekolah Tatap Muka - (republika/mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement