Senin 07 Jun 2021 19:11 WIB

Polri Soroti Daerah dengan Lonjakan Covid di Atas 500 Kasus

Polri bersama TNI menambah personel untuk mengawasi PPKM mikro di Kudus dan Bangkalan

Rep: sapto andika candra/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah pasien COVID-19 berjalan setibanya di rusun karantina bakalankrapyak Kudus, Jawa Tengah, Ahad (6/6/21). Sebanyak 90 pasien COVID-19 di Kudus yang melakukan isolasi mandiri di rumah dipindahkan ke tempat karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah guna mendapatkan penanganan yang lebih terarah.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Sejumlah pasien COVID-19 berjalan setibanya di rusun karantina bakalankrapyak Kudus, Jawa Tengah, Ahad (6/6/21). Sebanyak 90 pasien COVID-19 di Kudus yang melakukan isolasi mandiri di rumah dipindahkan ke tempat karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah guna mendapatkan penanganan yang lebih terarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri menyiapkan langkah kontingensi alias kebijakan khusus untuk menangani daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 di atas 500 orang dalam kurun waktu singkat. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, langkah kontingensi ini disiapkan untuk menekan penularan kasus Covid-19 yang mulai merebak lagi di beberapa daerah. 

"Langkah-langkah ini kemudian akan kita samakan di setiap wilayah yang dalam sepekan ada kenaikan lebih dari 500 (orang) akan kita berlakukan manajemen kontingensi terkait penanganan khusus. Sehingga laju pertumbuhan covid di setiap wilayah bisa kita kendalikan," kata Listyo dalam keterangan pers usai rapat terbatas, Senin (7/6). 

Saat ini Polri bersama TNI sedang fokus menambah personel untuk mengawasi pelaksanaan PPKM level mikro di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan Kabupaten Bangkalan, Madura. Di Kudus, pelaksanaan PPKM mikro dijalankan ketat di 60 desa. Sementara di Bangkalan, ada 3 kecamatan yang menjalankan pembatasan serupa. 

"Kegiatan untuk tracing testing terus ditingkatkan sehingga terkait yang kedapatan reaktif, atau positif, segera kita pisahkan di tempat isolasi mandiri atau isolasi rujukan," kata Kapolri. 

Listyo menambahkan, melonjaknya angka kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan dalam sepekan terakhir disebut disebabkan kendornya protokol kesehatan. Rendahnya kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan diperburuk oleh kerumunan yang muncul selama periode libur Lebaran lalu. 

"Meningkatnya angka Covid pasca arus balik, dari hasil evaluasi kita dapati bahwa rata-rata terjadi karena klaster kerumunan. Apakah klaster itu muncul karena kegiatan silaturahim, kemudian kegiatan-kegiatan kunjungan ke tempat wisata atau kunjungan ke famili," ujarnya.

Kudus dan Bangkalan memang sedang menghadapi ledakan kasus Covid-19. Di Kudus, terjadi peningkatan keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 dari sebelumnya hanya 40 pasien menjadi 350 pasien dalam sepekan lebih. Sementara di Bangkalan, jumlah tempat tidur isolasi yang terisi naik dari 10 pasien menjadi 80 pasien dalam kurun waktu yang sama. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement