Namun tidak signifikannya lonjakan kasus pasca-Lebaran, imbuh Wiku, jangan sampai membuat masyarakat terlena. Ia mengingatkan bahwa malah ada lonjakan kasus di sejumlah daerah, seperti di Jawa Tengah. Ia meminta daerah yang mengalami krisis penanganan Covid-19 untuk segera melakukan optimalisasi operasi posko level desa dan kelurahan.
"Saya meminta masyarakat untuk segera periksakan diri dan lakukan tes ke fasilitas kesehatan. Serta jangan paksakan diri untuk beraktivitas atau bertemu dengan orang lain apabila memiliki gejala covid," kata Wiku.
Selain kenaikan kasus yang tak signiikan, pada dua pekan setelah Lebaran ini juga tercatat adanya penurunan angka kematian akibat Covid-19. Selama dua pekan setelah Lebaran tahun ini, angka kematian dilaporkan turun 3,52 persen. Kondisi ini jauh berbalik dibanding periode dua pekan setelah Lebaran 2020 lalu dengan kenaikan angka kematian sampai 66,34 persen.
Lonjakan kasus yang tidak separah tahun lalu juga bisa dilihat dari penambahan kasus per provinsi. Pada periode pascalebaran tahun 2020 lalu, Provinsi Jawa Tengah mencatatkan lonjakan kasus tertinggi yakni sampai 368 persen. Disusul Sulawesi Selatan yang naik hingga 280 persen, Kalimantan Selatan naik 99 persen, Jawa Timur naik 45 persen, dan DKI Jakarta naik 33,2 persen.
Sedangkan pada periode dua pekan pascalebaran tahun 2021 ini, kenaikan kasus tertinggi masih dialami Jawa Tengah. Hanya saja, angkanya lebih rendah. Jawa Tengah tercatat mengalami kenaikan kasus 103,2 persen. Kepulauan Riau menyusul di posisi kedua dengan kenaikan kasus 103 persen. Kemudian, Riau naik 69 persen, DKI Jakarta naik 49,5 persen, dan Jawa Barat naik 25 persen.