REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sehubungan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2021, Pimpinan Nasional (Pimnas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) menyampaikan, peringatan Hari Lahir Pancasila harus dijadikan momentum untuk semakin membumikan Pancasila.
Presidium Pimnas PPI, Andy Soebjakto mengatakan, Pancasila menjadi dasar dan landasan bagi sikap dan perilaku yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. "Bukan sekadar acara seremonial tahunan dan nostalgia sejarah," kata Andi di Jakarta dalam siaran pers, Senin (31/5).
Dia mengatakan, budaya demokrasi Pancasila sangat mendesak untuk dihadirkan dalam perikehidupan politik, terutama oleh partai politik, para elite politik, dan tokoh utama bangsa. Sehingga proses demokratisasi di Indonesia tidak semakin diwarnai oleh liberalisme politik yang berbiaya mahal dan jauh dari semangat persaudaraan dan persatuan.
"Kompetisi politik yang liberal dan berbiaya mahal (padat modal) yang bertemu dengan arus politik aliran akan bisa memunculkan efek destruktif bagi demokrasi kita," kata Andy,
Dia mengatakan, Pancasila harus disosialisasikan dan dipraktikkan dengan semangat merangkul dan mempersatukan kemajemukan kita. "Bukan memukul dan menyingkirkan karena perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika adalah pesan mendasar untuk mempraktikkan Pancasila inklusif dan tidak justru dijadikan sebagai alat pukul politik," kata Andy,
Pimnas PPI, kata dia, mendesak Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk semakin berperan dalam merumuskan formula operasional tentang ber-Pancasila di dalam setiap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. BPIP juga wajib semakin banyak mengundang masukan dari berbagai elemen publik.
"Lebih utama lagi adalah bagi generasi baru dan kaum milenial yang mempunyai kharakter dan cara pandang baru," kata Andy.