REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengatakan, progres pembangunan stasiun MRT fase 2A, khususnya paket CP 201 dari Stasiun Bundaran HI sampai Stasiun Harmoni terus meningkat. Ia menyebut, saat ini pembangunan tersebut telah mencapai 16,5 persen.
"Progres pembangunan CP 201 dari Bundaran HI sampai Harmoni sudah capai 16,5 persen," kata William saat ditemui di Monas, Senin (31/5). Ia menjelaskan, saat ini pihaknya pun sedang melakukan pekerjaan persiapan untuk mendatangkan panel boring atau mesin bor dari Jepang yang diperkirakan tiba pada bulan Oktober 2021. Mesin ini nantinya akan digunakan untuk mengebor jalur kereta MRT bawah tanah dari Stasiun Bundaran HI sampai Stasiun Harmoni.
"Sambil itu di sini adalah penataan lalu lintas kami lakukan. Kemudian pertimbangan-pertimbangan atau upaya-upaya untuk proteksi dan perlindungan terhadap situs-situs cagar budaya," ujarnya.
Dia menuturkan, pekerjaan persiapan lubang untuk memasukan panel boring itu disiapkan di Stasiun Monas dan Stasiun Thamrin. Rencananya, pengeboran akan dimulai pada awal tahun 2022. "Setelah diinstalasi di bawah, pekerjaan panel boring mesin itu direncakan awal tahun depan," tutur dia.
Adapun Stasiun Thamrin sepanjang 440 meter itu nantinya mencakup area depan Hotel Sari Pan Pacific atau persis di bawah JPO sampai depan Gedung Kementerian ESDM.
Stasiun Thamrin akan memiliki 10 akses keluar-masuk bagi penumpang. Sedangkan Stasiun Monas memiliki panjang 280 meter yang meliputi area pintu masuk Monas yang terletak di seberang Patung Kuda, sampai Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jalan Medan Merdeka Barat.
Berbeda dengan Stasiun Thamrin, Stasiun Monas hanya memiliki dua akses keluar-masuk bagi penumpang MRT. Hal itu karena Stasiun Monas terletak di kawasan objek vital negara, seperti Kawasan Monas dan Istana Negara, sehingga akses masuknya dibatasi. PT MRT Jakarta menargetkan pembangunan fisik di area kedua stasiun tersebut mencapai 23 persen di akhir tahun 2021.