REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan bersilaturahim ke kantor DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia. Dalam lawatannya, dia memuji Lembaga Dakwah Islam Indonesia karena memiliki tata kelola ormas yang baik hingga tingkat grass root alias yang terdekat dengan masyarakat.
Menurutnya, ormas merupakan cerminan kondisi di lapangan yang bisa dijadikan rujukan aspirasi dalam penentuan kebijakan di legislatif
Dalam kunjungan itu, Zulkifli Hasan atau yang biasa disapa Zulhas disambut Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia KH Chriswanto Santoso serta beberapa pengurus DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia periode 2021-2026.
Zulkifli Hasan bersyukur bisa silaturahim ke kantor DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia di bilangan Patal Senayan, Jakarta. Pasalnya, kunjungan sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Silaturahim pun dilakukan dengan protokol kesehatan.
“Saya pimpinan MPR dan partai politik. Antara partai politik dan ormas tentu memiliki tujuan dan fungsi masing-masing. Partai politik penyambung aspirasi yang se-visi. kami menyerap aspirasi dalam berbangsa dan bernegara demi kepentingan bersama,” ujarnya.
”Gerakan moral dan dakwah itu penting untuk memberi kesadaran, tetapi sifatnya hanya memberi rekomendasi. Tapi kalau eksekutif dan legislatif itu pengambilan keputusan. Eksekutor yang menentukan arah,” dia menambahkan.
Menurutnya, partai politik adalah sebuah lembaga dan politik itu kekuasaan dan parlemen. Di alam demokrasi, rakyat diatur dalam undang-undang yang dibuat oleh parlemen. Maka parlemen itu ada dalam rangka mengakomodir banyak kepentingan. Kenyataannya, menurutnya, ada berbagai berbagai kepentingan di parlemen yang bisa memberikan gap besar antara kubu yang berseberangan.
“Yang memperjuangkan Islam ada. Namun ada juga yang memperjuangkan hal lain. Ini disebut pertarungan politik. Contoh kontroversi Undang-Undang Pelindungan Kekerasan Seksual (PKS) yang isinya seolah-olah melegalkan zina. Jadi seperti itu parlemen demokrasi. Maka kita perlu berjuang bersama dan perlu diskusi agar mendapat keputusan terbaik,” ujarnya.
Zulkifli Hasan pun berbagi cerita mengenai umat. Menurutnya, saat ini seolah-olah umat Islam itu radikal. Padahal ada kelompok sekuler yang ekstrimnya luar biasa. Orang yang melaksanakan ajaran agama saja bisa dimusuhi. Seharusnya demorkasi menghasilkan harmoni.
“Apapun agamanya: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan konghuchu, seharusnya kita bisa harmoni. Tidak ajaran agama yang menyuruh kita berantem. Faktanya kebencian sekarang ini mencuat. Orang yang membela Palestina dimusuhi hingga ustadz yang ceramah dimusuhi. Kita ini keluarga Islam dan suasana seperti ini perlu membuat ormas Islam harus saling silaturrahim dan komunikasi. Perbedaan yang tidak penting itu masing-masinglah,” ujarnya.
Zulkifli Hasan berharap umat Islam bisa bersatu, karena pertarungan sebenarnya ada di parlemen. Jika aspirasi sudah menjadi kebijakan, maka akan menjadi hukum yang mempengaruhi kehidupan rakyat. Seandainya umat bersatu dan bersama-sama menyampaikan pendapat, maka aspirasi akan kelihatan sama dan kuat.
Menanggapi cerita Zulkifli Hasan, KH Chriswanto Santoso berpendapat dengan memperjuangkan kebaikan di bumi Indonesia ini, artinya orang baik masih ada dan agama masih bisa berjalan. “Jika Indonesia sebagai perahu yang kami tumpangi tidak stabil, maka dakwah kami juga terganggu,” ujarnya.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada PAN termasuk undang-undang pelarangan minuman beralkohol, kami sangat setuju. Memang ada sisi positif terhadap pendapatan negara, namun mudharatnya sangat besar. Saya dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia mendorong agar UU pelarangan minuman beralkohol segera diwujudkan,” ujarnya.
Dia mengatakan, jika jajaran bawah diajak seperti ini, dia harap komunikasi alias penyamaan persepsi bernuansa Islam Nasionalis dengan kami Lembaga Dakwah Islam Indonesia bisa terus terjalin. “Harapan kita tansiqul harokah bisa terbangun,” ujarnya.