REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS—Lonjakan kasus baru Covid-19 yang terjadi di wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah turut mendapatkan perhatian Polda Jawa Tengah dan Kodam IV/Diponegoro. Baik Polda Jawa Tengah maupun Kodam IV/Diponegoro sepakat untuk memberikan dukungan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus.
“Baik dukungan penanganan maupun upaya- upaya pencegahan terhadap penyebaran Covid-19 di Kabupaten Kudus,” tutur Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Muhamad Luthfi, di Kudus, Kamis (27/5).
Kapolda Jawa Tengah bersama dengan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Mayjen TNI Rudianto melakukan peninjauan di Kabupaten Kudus, Kamis (27/5). Kepada jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kudus, Kapolda mengatakan, keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi.
“Terlebih setelah diketahui lonjakan kasus Covid-19 di daerah tersebut mencapai 806 orang,” lanjutnya.
Untuk itu, kapolda juga meminta kepada jajaran Forkopimda Kabupaten Kudus tidak ragu dalam melakukan tugas maupun membuat kebijakan untuk mencegah penularan Covid-19 semakin luas. Seperti tidak ragu untuk menutup tempat yang menjadi pusat kerumunan, seperti tempat wisata, makam, bahkan tradisi, “Silakan untuk sementara ditiadakan,” tegas Kapolda.
Dalam membantu menangani lonjakan angka Covid-19 di Kabupaten Kudus, Polda Jawa Tengah menurunkan Tim Mabes Polri dari Pusdokes Mabes untuk membantu tenaga kesehatan (nakes) yang memberikan pelayanan kepada pasien. Bahkan, Polda Jawa Tengah juga siap mendorong tenaga bantuan Satuan Brimob sesuai kebutuhan Pemkab Kudus, termasuk bantuan 14 velbed (tempat tidur lipat) dan tenda sesuai permintaan.
Sedangkan untuk langkah tracing, telah dibentuk kompi/pleton siaga gabungan TNI dan Polri, Nakes, Satpol PP sebagai kekuatan yang siap digerakan kapanpun juga. Seperti di wilayah Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, yang 146 warganya positif terpapar Covid-19. Dari jumlah tersebut beberapa warga ada yang dirawat dan ada juga yang melakukan isolasi mandiri.
Pleton siaga gabungan telah membantu melakukan tracing terhadap 30 orang dan ditemukan satu orang positif Covid-19. “Maka, saya juga minta kepada Bupati Kudus untuk membentuk kompi/ pleton gabungan di desa/ kelurahan zona merah risiko penyebaran Covid-19 di daerahnya,” tambahnya.
Tak lupa, Kapolda juga mengimbau kepada seluruh warga yang dinyatakan positif terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri agar tetap menjaga kesehatan diri sendiri dan disiplin melaksanakan isolasi mandiri dan tidak keluyuran keluar rumah.
“Untuk warga yang dinyatakan positif dan sedang isolasi jangan keluar kemana- mana dulu, harus diawasi ketat oleh petugas posko PPKM Mikro dan setiap dua kali sehari dicek kondisi kesehatan, makan minumnya, obat-obatan dan asupan vitaminnya,” tandas kapolda.
Sebelumnya, lonjakan kasus Covid-19 di kabupaten Kudus diduga dipicu saat Lebaran Idul Fitri banyak warga melakukan anjangsana pada keluarga dan tetangga tanpa mengindahkan pentingnya prokes. Selain itu juga dipicu oleh pengunjung tempat wisata yang meningkat serta pengunjung tempat pemakaman (ziarah kubur) yang tak terbendung.
Bupati Kudus HM Sutopo mengeklaim, tempat- tempat wisata yang melanggar prokes sudah dilakukan penutupan maupun pembatasan jumlah pengunjung. “Menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19, setelah libur lebaran ini, sekitar 90 persen rumah sakit di Kabupaten Kudus sudah terisi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, hingga saat ini di Kabupaten Kudus ada enam Desa zona merah yang sudah di-lockdown dan dijaga oleh satgas Covid-19. “Masing- masing Desa Jati Wetan, Desa Janggalan, Desa Jepang, Desa Payaman, Desa Kerjasan dan Desa Panjunan,” jelas Bupati Kudus.
Sementara itu, Pangdam, IV/Diponegoro, Mayjen TNI Rudianto berikan saran agar Pemkab Kudus membuat selebaran himbauan bahwa Covid-19 saat ini tengah meningkat di Kabupaten Kudus. Dalam selebaran tersebut sekaligus juga diberikan informasi kepada masyarakat bahwa rumah sakit sudah penuh, maka masyarakat diimbau disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan melakukan upaya pencegahan.
“Kemudian bagikan pada warga secara door to door selebaran imbauan dan pringatan untuk lebih waspada terhadap risiko penyebaran Covid-19 tersebut,” jelasnya.