REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menutup seluruh aktivitas wisata di kawasan pantai pada Ahad (16/5). Penutupan itu dilakukan karena jumlah wisatawan yang datang telah melebihi kapasitas yang ditentukan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gan mengatakan, penutupan hanya dilakukan di tempat wisata pantai yang dikelola oleh pemerintah daerah. Penutupan juga tidak dilakukan secara total. Aktivitas pariwisata di pantai tetap berjalan, tapi akses masuknya ditutup.
"Pantai di wilayah selatan yang dikelola pemda itu semua ditutup. Kecuali kalau di lokasi tempat wisata itu jumlah wisatawannya sudah di bawah 50 persen dari kapasitas, baru dibuka lagi," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad.
Selain pantai, objek wisata Situ Cangkuang juga ditutup. Sebab, jumlah wisatawan di lokasi itu sudah padat. Budi mengaku khawatir, jika tetap dibiarkan buka, wisatawan akan semakin padat. Imbasnya, protokol kesehatan (prokes) sulit untuk diterapkan.
"Kalau sudah lengang, kita buka lagi. Jadi sekarang sementara buka tutup," kata dia.
Ia menjelaskan, pihaknya belum bisa untuk menutup total kawasan wisata pantai dan Situ Cangkuang. Sebab, ia belum mendapatkan instruksi dari kepala daerah.
"Bukan ditutup total. Kita belum ada instruksi. Jadi kita lihat situasi, kita batasi sesuai prokes. Kalau sudah lewat 50 persen, kita tutup," kata dia.
Budi mengatakan, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Garut selama libur Lebaran mengalami peningkatan signifikan. Diperkirakan, total wisatawan yang datang telah lebih 100 ribu orang.
Sebelumnya, beredar sebuah video di media sosial yang berisi antrean ratusan kendaraan hendak masuk kawasan Pantai Santolo di Kabupaten Garut pada Sabtu (15/5) malam. Namun, kendaraan itu tak diperbolehkan masuk oleh petugas yang berjaga.