REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengungkapkan, saat ini kondisi kasus Covid-19 di Ibu Kota termasuk yang paling rendah. Hal ini, jelas dia, terlihat dari kapasitas keterisian tempat tidur isolasi dan ICU.
"Saat ini di Jakarta kita secara umum situasinya termasuk yang paling rendah," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat (14/5).
Anies menjelaskan, hingga kini tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di Jakarta tidak lebih dari 30 persen. Menurutnya, kondisi itu adalah yang terendah dalam satu tahun ini.
"Tingkat isolasi kita antara 24-28 persen, occupancy rationya. Dan itu artinya termasuk yang rendah selama satu tahun ini," ungkap Anies.
Ia pun berharap agar lonjakan kasus Covid-19 tidak kembali terjadi usai libur Lebaran 1442 Hijriah. Oleh karena itu, jelas Anies, jajaranya akan terus melakukan antisipasi pencegahan penularan virus corona.
"Kita tidak berharap itu mengalami lonjakan di pekan-pekan depan. Tapi kita antisipasi," ujarnya.
Dia menuturkan, setiap ada pergerakan penduduk yang cukup besar, maka di pekan-pekan berikutnya terjadi potensi kenaikan kasus Covid-19. Oleh karena itu, jelas dia, setelah melakukan rapat koordinasi bersama jajaram Forkompimda DKI Jakarta, disepakati dua langkah pengetatan dan pemantauan pergerakan penduduk yang akan masuk Jakarta.
"Pertama adalah lakukan screening di pintu masuk Jakarta, Jabodetabek. Untuk kendaraan pribadi nanti akan dilakukan screening random bagi mereka yang masuk," tutur dia.
Selain itu, sambung Anies, untuk transportasi umum melalui udara, laut, dan kereta api juga melakukan screening sebelum penumpang berangkat dengan menunjukan surat keterangan negatif Covid-19. Sehingga dapat mendeteksi lebih awal jika ada warga yang hendak masuk ke wilayah Jabodetabek dan bergejala atau berpotensi membawa virus corona.
Langkah kedua, jelas Anies, melaksanakan pengetatan dan pemantauan di tingkat komunitas. Dalam hal ini melibatkan gugus tugas RT/RW serta berkoordinasi dengan jajaran camat, lurah, Babinkamtibmas dan Babinsa untuk melakukan pendataan terhadap warga yang masuk ke masing-masing wilayah.
"Jadi ketua RT, RW gugus tugasnya akan melakukan monitoring, sehingga seluruh warga yang datang akan dilakukan pemantauan dicek kondisinya, dipastikan bahwa yang bersangkutan sehat, yang bersangkutan tidak bergejala dan akan dilakukan pengetesan rapid antigen," jelasnya.
"Jadi ini dua hal untuk screening, satu sebelum masuk, yang kedua sebelum sampai di tempat tinggal. Jadi kita tidak menunggu, tapi justru proaktif memastikan bahwa semuanya bisa terkendali," tutur dia.