Selasa 11 May 2021 12:16 WIB

Pemuda Meninggal Usai Divaksin, Legislator: Jangan Panik

Saat inipun baiknya AstraZeneca dihentikan sementara dulu sampai penyidikan selesai.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Kurniasih Mufidayati meminta masyarakat tidak panik menyikapi kabar Trio Fauqi Virdaus (22 tahun) yang meninggal usai menerima vaksin covid-19 AstraZeneca.
Foto: dok. Media Kurniasih Mufidayati
Kurniasih Mufidayati meminta masyarakat tidak panik menyikapi kabar Trio Fauqi Virdaus (22 tahun) yang meninggal usai menerima vaksin covid-19 AstraZeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati meminta masyarakat tidak panik menyikapi kabar Trio Fauqi Virdaus (22 tahun) yang meninggal usai menerima vaksin covid-19 AstraZeneca. Menyikapi kasus tersebut, menurut Kurniasih, harus segera ada penyidikan dan diumumkan secara transparan tentang kasus tersebut.

"Masyarakat semoga bisa tetap tenang, dan kita tunggu penjelasan dari Pemerintah," kata Kurniasih kepada Republika, Selasa (11/5).

Politikus PKS itu mengatakan, jika hasil penyidikan menunjukkan bahwa penyebab kematian tersebut karena KIPI Vaksin Astra Zeneca, maka pemerintah harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Jika benar demikian, dia mengimbau, pemerintah agar segera menghentikan penggunaan AstraZeneca.

"Saat inipun baiknya AstraZeneca dihentikan sementara dulu sampai hasil penyidikan selesai," ucapnya. 

Sementara itu Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo meminta, Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) bergerak cepat menginvestigasi penyebab kematian Trio. Komnas KIPI perlu bergerak cepat agar tidak ada asumsi yang menimbulkan keresahan di masyarakat terkait penyebab kematian Trio.

"Komnas KIPI untuk bergerak secepat cepatnya untuk mengetahui penyebab meninggalnya ini, apakah karena ada penyakit bawaan, adakah foktor lain di luar imunisasi, atau karena faktor imunisasi," kata Rahmad kepada Republika, Selasa (11/5). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement