Senin 10 May 2021 14:58 WIB

Strategi Baru Pascajebolnya Pos Penyekatan Mudik di Karawang

Polda Metro atur di setiap 3 KM ada penyekatan pemudik keluar Jabodetabek.

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat pemeriksaaan di posko penyekatan mudik lebaran Kedung Waringin, Karawang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Ahad (9/5). Kemacetan tersebut terjadi imbas dari penyekatan kendaraan pemudik sebagai tindak lanjut aturan terkait larangan mudik pada 6 hingga 17 Mei 2021 mendatang. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Bukan cuma mudik yang perlu diwaspadai. Guru Besar Paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, perilaku di saat Lebaran pun harus dijaga. Misalnya, tetap menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain dan semua orang harus mengenakan masker termasuk saat shalat Id. Hal ini sebenarnya juga berlaku saat sholat tarawih selama Ramadhan dan shalat wajib berjamaah di masjid.

Ketua Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar, saat dihubungi dalam kesempatan terpisah menekankan, pentingnya pihak penyelenggara sholat Id memperhatikan areanya apakah masuk zona merah atau bukan, banyak pendatang dari luar area atau tidak sehingga risikonya dapat dinilai. Hal ini sesuai dengan isi surat edaran dari Kementerian Agama tentang panduan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri yang menyatakan kegiatan-kegiatan ibadah dengan kapasitas 50 persen ruangan untuk wilayah berzona hijau dan kuning.

Sementara untuk wilayah yang masuk zona merah dan oranye, maka segala macam kegiatan ibadah dilarang karena dikhawatirkan akan menyebabkan klaster baru penularan di masyarakat. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga sudah mengatakan, pelaksanaan sholat Id (berjamaah) hanya boleh dilakukan di zona hijau dan kuning dengan protokol kesehatan dan pembatasan 50 persen jamaah.

Menurut Eka yang mengambil spesialisasi penyakit dalam, sebelum jamaah melaksanakan sholat, perlu adanya adanya pemeriksaan suhu tubuh. Dia juga mengingatkan jangan sampai melanggar aturan menjaga jarak.

"Protokol kesehatan dilaksanakan ketat dengan mewajibkan pakai masker, screening suhu, mencuci tangan dan jangan berkerumun," kata dia. Kemudian pada pelaksanaannya, semua orang wajib memperhatikan sejumlah hal yakni memiliki ventilasi bagus (apabila di dalam ruangan, durasi pendek atau jangan terlalu lama sholatnya) serta jarak terjaga dengan pengaturan shaf yang baik.

Soal masker dan tip aman lainnya sebelum sholat, lebih khusus mengenai masker, para pakar kesehatan mengutamakan masker bedah yang pas di wajah ketimbang masker kain. Masker bisa menghalangi partikel air liur yang keluar dari mulut dan hidung mengenai orang lain.

Masker bedah khususnya memiliki kemampuan filtrasi lebih baik dengan memblokir partikel lebih kecil dan menawarkan lebih banyak perlindungan pada pemakainya daripada masker kain satu lapis. Fungsi ini akan baik apabila dikenakan secara benar, termasuk menggantinya rutin.

Dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional, Yohan Samudra, mewajibkantidak melepas masker hingga kembali ke rumah masing-masing. "Tentu saja semua diwajibkan memakai masker dan tidak dilepas hingga kembali ke rumah masing-masing," kata Yohan.

Kemudian mengenai lokasi pelaksanaan shalat, para pakar termasuk Tim Mitigasi Covid-19 PB IDI, dr. Ulul Albab, merekomendasikan tempat terbuka seperti lapangan sepak bola atau parkiran. Sehingga sirkulasi udara cukup serta dapat menjaga jarak dengan baik, ketimbang di dalam ruangan di tempat terbuka.

"Sholat Id di tempat terbuka dianjurkan dibandingkan di tempat tertutup, dan penggunaan masker bedah lebih diutamakan dibandingkan masker kain," kata Ulul.

Kalaupun berlangsung di ruang tertutup, Yoga yang pernah menjabat Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Kepala Balitbangkes itu menyarankan pihak penyelenggara sholat Id memastikan ada aliran udara di dalam ruangan yang memadai, demi menurunkan kemungkinan penularan Covid-19 saat sholat. Kemudian mengenai hal lainnya agar bisa sholat dengan aman, Yohan yang berpraktik di Primaya Hospital Tangerang itu juga menyarankan mengambil wudhu dahulu di rumah dan segera mencuci perlengkapan sholat saat sampai di rumah.

Di sisi lain, Ulul mengingatkan tidak memaksakan diri berangkat ke lokasi sholat padahal kondisi tubuh tak fit semisal ada gejala batuk, pilek atau demam. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, dr. Muh. Khidri Alwi menambahkan, pelaksanaan sholat dengan menerapkan protokol kesehatan diharapkan tidak menempatkan pada risiko terkena Covid-19.

"Betul-betul patuhi protokol kesehatan. Kalau sholat berdempet-dempetan, kita ragu juga. Risiko jauh lebih berkurang kalau di lapangan dibandingkan di masjid karena terbuka. Apabila ada tanda-tanda sakit semisal batuk atau demam sebaiknya tidak sholat (Id berjamaah)," tutur dia.

photo
Sholat Idul Fitri - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement