REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan menyelaraskan peraturan mengenai tempat wisata dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Hal tersebut terkait dengan pembatasan mobilitas masyarakat yang dapat menyebabkan adanya kerumunan.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memperkirakan, jika nantinya tempat-tempat wisata di DKI Jakarta ditutup, bisa saja masyarakat berpindah haluan menuju tempat wisata di Bogor. “Esensinya kan kerumunan, penumpukan, kita harus batasi itu. Apalagi bisa dibayangkan kalau di Jakarta tempat wisata ditutup. Semuanya akan ke Bogor. Makanya, ini adalah hari-hari di mana kita akan koordinasi secara intens dengan Jakarta dan semua,” kata dia ketika ditemui setelah menghadiri acara peluncuran buletin RSUD Kota Bogor, Jumat (7/5).
Mengenai ditutupnya tempat wisata, Bima Arya mengaku, akan menunggu kebijakan yang diputuskan oleh Pemprov DKI Jakarta. Namun, dia memastikan, jika tempat wisata di DKI Jakarta ditutup, kemungkinan tempat wisata di Kota Bogor juga akan ditutup.
“Kita masih menunggu kebijakan Jakarta. Kalau di Jakarta tutup, kita akan tutup. Nggak mungkin kalau Jakarta tutup, kita buka. Nggak mungkin,” ucapnya.
Di samping itu, sambung Bima Arya, menurut informasi yang didapat dari Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, saat ini RSUD Kota Bogor sudah disiapkan jika dikhawatirkan terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bogor. Pihak RSUD Kota Bogor sudah menyiapkan beberapa tenaga kesehatan (nakes) khusus Covid-19 sebagai antisipasi.
Dia menilai, masa yang sangat krusial yakni pada masa lebaran dan pasca lebaran. Terutama sepekan pascalebaran.
“Saya kira itu yang paling penting. Dihitung nanti masa lebaran dan masa pascalebaran. Seminggu setelah lebaran saya kira masa-masa yang sangat krusial. Nakesnya sudah disiapkan,” pungkasnya.