Oleh : Babay Parid Wazdi, Bankir Senior & Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah DKI
Dan pada puasa itu manusia mengalami hal yang paling manusiawi, yaitu lapar dan haus. Puasa menjadi bagian untuk menegur dan memberikan pelajaran penting untuk bisa menghormati kemanusiaan.
Dengan begitu, saat manusia bisa produktif maka tidak akan mendatangkan kemungkaran dan kemudaratan bagi umat manusia. “Barang siapa tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak mengenal hak orang tua kami, dia bukan termasuk golongan kami.” (HR. al-Bukhari).
Karena itu, puasa Ramadhan menumbuhkan dan menyuburkan sikap kasih sayang (rahmah) kita kepada manusia. Dengan mengetahui bahwa kita adalah makhluk sosial sehingga membutuhkan orang lain, maka kita harus menyebarkan kasih sayang kepada umat manusia. Agar kita kelak dikembalikan pada posisi terhormat.
“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.” (QS At-Tin [95]: 5 dan 6).
Dengan Puasa kita akan menjadi muslim yang kafah, umat yang terjalin ukuwahnya dan umat yang menebarkan rahmah. Puasa mejadi jalan untuk kafah, ukuwah, dan rahmah sebagai tiga pilar membangun peradaban Islam.