Kamis 06 May 2021 12:35 WIB

Puasa dan Tiga Pilar Peradaban Islam

Nabi Muhammad memimpin 300 prajurit mengalahkan seribu lebih prajurit Quraisy

Ilustrasi Ramadhan
Foto:

Oleh : Babay Parid Wazdi, Bankir Senior & Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah DKI

Kedua, dengan berpuasa kita mempererat ukhwah Islamiyah 

Indonesia ini dikenal sebagai negara yang sangat dermawan. Solidaritas antarumat Islam begitu kuat dan erat. Di antaranya kita bisa lihat dengan pembangunan masjid atau rumah sakit di Palestina.

Atau saat saudara-saudara kita yang tertimpa musibah di belahan bumi mana pun, muslim Indonesia bersedia menyumbangkan dana dan tenaga untuk membantu. Ini memang sudah menjadi teladan dan sudah menjadi praktik umum yang kita temukan di masyarakat muslim Indonesia. 

Pada musim pandemi ini kita sangat bersyukur banyak sekali bantuan dan donasi yang muncul untuk saling membantu warga semakin meningkat. Di Jakarta sendiri, misalnya, ada gerakan Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB).

Ini adalah wadah yang mempertemukan antara pemerintah, swasta, dan warga. Hasilnya sangat menakjubkan. Pandemi yang sudah berjalan setahun lebih ini membuat banyak warga yang bertahan karena adanya ukuwah. 

Ketiga, dengan berpuasa kita membawa dan menyebarkan rahmah. 

Dalam al-Quran Allah berfirman bahwa, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(QS At-Tin [95]: 4).

Di antara arti ini adalah manusia diciptakan dalam keseimbangan. Keseimbangan manusia adalah untuk bisa menghasilkan gerak dan produktif maka manusia harus makan dan minum. Tetapi, agar tidak berlebihan dan mengetahui batas maka harus menjaga dan mengatur makanan dan minuman melalui puasa . 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement