Selasa 04 May 2021 21:22 WIB

Bertemu BPIP, Matakin: Pancasila Harta yang Paling Berharga

Pancasila adalah harta yang paling berharga yang selama ini disia-siakan.

Pejabat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bertemu dengan Dewan Matakin di Klenteng Kong Miao, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa sore (4/5). Dalam pertemuan tersebut Ketua Umum Dewan Kerohanian Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Budi Santoso Tanuwibowo, menilai Pancasila adalah harta paling berharga yang dimiliki Indonesia.
Foto:

Budi berharap ke depan BPIP dan MATAKIN bisa terus bekerja sama dan berkolaborasi dalam rangka membumikan Pancasila. Caranya tidak selalu harus dengan diskusi atau webinar. Bisa dengan musik atau teater yang lebih mudah diterima.

"BPIP harus menggunakan kekayaan seni budaya Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai sesuatu yang  berharga. Selain itu juga agar Pancasila  bisa dihargai dan dimanfaatkan. Karena Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara, tapi juga tujuan dan pegangan hidup. Juga standar untuk menilai apakah kita sudah sukses atau tidak," paparnya dalam siaran pers, Selasa (4/5).

Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan, kebhinekaan sesuatu yang tak bisa dipungkiri. Karena itu diperlukan suatu ikatan untuk menyatukan. Beruntung kata dia, para pendiri bangsa telah mewariskan Pancasila sebagai arahan dan pedoman agar bangsa yang punya banyak perbedaan bisa bersatu. Pancasila menyatukan bukan hanya aspek politis tapi juga menyatukan hal yang fundamental yaitu ketuhanan.

Ia menjelaskan saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan d tengah perang dunia kedua, teks proklamasi yang dibacakan 59 detik itu akhirnya membebaskan dan mempersatukan lebih dari 40 negara yaitu kesultanan dan kerajaan.

"Belum pernah terjadi dalam sejarah kecuali di Indonesia penguasa-penguasa lokal dengan mudah melepas kekuasaan dan menyerahkan kekuasaan mereka dengan segala konsekuensi konstitusionalnya kepada sebuah negara yang bernama Indonesia kecuali di Indonesia," papar Yudian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement