Selain kapal milik SKK Migas, ada juga tiga kapal milik AL China yang akan membantu proses pengevakuasian KRI Nanggala-402. Kapal-kapal itu, yakni PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863, dan Scientific Salvage Tan Suo II. Kapal terakhir dikabarkan masih dalam perjalanan.
Spesifikasi kapal-kapal salvage tersebut, yakni Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao-863 memiliki panjang 156 meter, lebar 21 meter dan tinggi 7,5 meter. Kapal ini memiliki robot, sonar, side scane sereta boat rescue. Sementara itu, Ocean Tug Nantuo-185 memiliki panjang 119 meter, lebar 16 meter dan tinggi 6,5 meter.
Sedangkan Scientific Salvage Tan Suo II memiliki panjang 87,2 meter, lebar 18 meter dan tinggi 7 meter. Kapal-kapal salvage AL China ini memiliki kemampuan untuk melaksanakan evakuasi sampai kedalaman 4500 meter.
"Jadi ada tiga kapal China kemudian ada satu kapal dari SKK Migas itu siap akan berupaya terus menerus untuk mencoba mengevakuasi KRI Nanggala yang telah ditemukan posisinya di dasar laut Bali," kata dia.
Ali menyatakan, hingga saat ini hanya bagian-bagian kecil dari KRI Nanggala-402 saja yang dapat diangkat ke permukaan. Untuk bagian-bagian yang besar belum dapat dilakukan. Meski begitu, Ali menyatakan, upaya pengevakuasian secara keseluruhan akan terus dilakukan.
"Masalah batas waktu itu tidak bisa ditentukan batas waktu karena tergantung medan, situasi. Di mana di laut Bali kita ketahui juga ada internal wave," kata dia.
Sejauh ini, dua kapal China yang sudah tiba di perairan Bali adalah PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195 dan PRC Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-863. Saat tiba pada Ahad (3/5) lalu, kedua kapal itu disambut KRI Layang-635.
Dukungan PLA Navy kepada Indonesia ini berawal dari tawaran Duta Besar China untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan RI. Tawaran diberikan berkaitan dengan bantuan kemanusiaan pihak China dalam penanganan KRI Nanggala-402 berupa kapal salvage.