Selasa 04 May 2021 20:15 WIB

Mantan Komandan Kapal Selam Buka Suara Soal Radiasi

Ada sejumlah isu yang coba dia luruskan, mulai penyakit hingga ditelantarkan TNI AL.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Iwa Kartiwa.
Foto:

"Jadi, awalnya kena syaraf kejepit kami punya riwayat lain dan itu sebabnya kami sudah jarang berolahraga. Kami hanya bersepeda, berenang. Setelah kami ke Komandan Pusdikpel karena ada situasi pandemi, kami yang harus mawas diri, setelah itu aktifitas kami semakin berkurang untuk olahraga," kata dia.

Mendengar penjelasan Iwa, Asrena KSAL meminta agar kejadian tenggelamnya KRI Nanggala-402 tidak dipolitisasi. Jangan kemudian kejadian tersebut dibawa atau dihubungkan dengan hal-hal yang berada di luar fokus pengevakuasian dan pencarian penyebab tenggelamnya kapal tersebut.

"Kita sedang berduka, jadi konsentrasi kita adalah pada keluarga korban dan proses evakuasi ini," ungkap Ali.

Pada kesempatan itu, dia juga menerangkan, soal proses evakuasi KRI Nanggala-402. Ali, mengungkapkan, proses pengangkatan KRI Nanggala-402 agak sulit untuk dilakukan. Karena itu, dia menyatakan, proses evakuasi tidak dapat ditentukan batas waktunya.

"Untuk mengangkat memang agak susah mungkin, karena untuk menempelkan pengait (kapal) dengan barang yang akan diangkat itu butuh tangan," ujar Ali.

Menurut Ali, tangan yang dimaksud bisa tangan penyelam atau tangan robot bawah laut. Namun, untuk penyelam memerlukan pakaian khusus yang dapat mencapai kedalaman 838 meter di bawah laut, lokasi KRI Nanggala-402 berada.

"Kalau penyelam dia harus pakai baju khusus yang bisa sampai kedalaman segitu. Nah ini agak sulit, mungkin akan dibantu robot untuk pasang itu (pengait)," jelas Ali.

Ali menerangkan, kapal yang memiliki pengait itu merupakan kapal milik SKK Migas. Kapal tersebut memang biasa beroperasi untuk memasang pipa-pipa bawah laut. Pengait tersebut, kata dia, dapat mengangkut barang yang cukup berat dari bawah laut.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement