Selasa 04 May 2021 00:36 WIB

Begini Cara Mengidentifikasi Alat Swab Baru atau Bekas

Dokter sarankan masyarakat perhatikan ketika petugas buka alat swab

Rep: Desy Susilawaty/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas medis menunjukkan alat swab spesimen saat swab test secara drive thru (ilustrasi).
Foto:

Ia menegaskan seluruh alat swab tidak dapat digunakan kembali. Alat tersebut merupakan alat sekali pakai dan akan dibuang setelah digunakan. Ia menegaskan tidak diperkenankan masyarakat umum untuk membeli alat swab sendiri karena penggunaan alat swab harus dilakukan dan dalam pengawasan tenaga medis ahli.

“Penggunaan reusable alat swab sangat berisiko tinggi pada kesehatan dan penyebaran infeksi virus Covid-19 kepada pasien lainnya. Pastikan alat swab tersebut masih baru dan perhatikan perlekatan kemasannya harus dalam keadaan sempurna seperti dari pabrik (bukan memakai lem atau double tape),” tambah dr. Selvi Josten, Sp.PK, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Makassar.

Selain ditunjukkan dengan alat swab yang tersegel di dalam kemasan, ia menambahkan masyarakat juga dapat memperhatikan indikasi-indikasi lain untuk mendeteksi apakah alat swab tersebut adalah alat swab baru atau lama seperti permukaan swab stik berwarna putih bersih, masih mulus atau tidak kelihatan bergerigi, serta tidak beraroma.

“Alat swab Ag harus mempunyai Nomor Ijin Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan. Pasien dapat meminta petugas untuk diperlihatkan Sertifikat NIE dari Vendor Alat,” ujarnya.

Ia mengatakan selama pemeriksaan swab antigen atau PCR dilakukan oleh petugas yang telah terlatih, maka hasil pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan karena para petugas telah memiliki sertifikat pelatihan. Keakuratan hasil dapat diperoleh dari laboratorium yang terstandarisasi serta didukung oleh tenaga terampil dan terlatih. Disamping itu, terdapat Dokter Spesialis Patologi Klinik sebagai penanggung jawab hasil pemeriksaan swab, baik antigen maupun PCR.

 

“Penggunaan alat swab harus dilakukan oleh tenaga terlatih dari laboratorium yang terstandar. Terdapat teknik dan perlakuan khusus mulai saat persiapan, pemeriksaan, hingga pengelolaan limbah infeksius,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement