Senin 03 May 2021 18:40 WIB

Pengunjung Pasar Tanah Abang Berkurang, Pedagang 'Menjerit'

Pada Senin hari ini, terpantau kerumunan pengunjung di Pasar Tanah Abang berkurang.

Rep: Febryan. A/ Red: Bayu Hermawan
Kondisi area hall Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (3/5) siang. Titik ini pada Sabtu (1/5) dipadati pengunjung hingga berdesak-desakan.
Foto:

Kepala Seksi Operasi Satpol PP DKI Jakarta Fitrano Jaya Putra, mengatakan, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang hari ini memang berkurang hingga 50 persen dibandingkan kemarin (100 ribu orang). Penurunan itu terjadi karena sejumlah kebijakan yang diterapkan.  

"Pengunjung berkurang karena kita ada penerapan pembatasan pengunjung dengan cara penyekatan (di pasar) maupun di Stasiun Tanah Abang ini. Dibantu juga oleh Dirlantas Polda Metro dan Dinas Perhubungan terkait penyekatan jalan akses masuk Pasar Tanah Abang," kata Fitrano kepada wartawan, Senin. 

Rekayasa lalu lintas itu, kata dia, seperti penutupan Kalany KS Tubun yang mengarah ke Blok G Tanah Abang pada pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Lalu penyekatan Jalan Jatibaru arah ke Pasar Tanah Abang pukul 13.00 WIB - 14.00 WIB. 

"Rekayasa lalu lintas itu dilakukan secara situasional. Apabila penuh, kita lakukan penutupan agar tidak terjadi kepadatan dan kerumunan di Pasar Tanah Abang," kata dia. 

Sebelumnya, Ahad (2/5), 2.500 petugas gabungan dari Satpol PP, Polri, dan TNI dikerahkan untuk mengurai kerumunan di Pasar Tanah Abang. Gubernur Anies dan Kapolda Metro Jaya serta Pangdam Jaya melakukan pemantauan ke lokasi.  

Dalam konferensi persnya ketika itu, Anies bilang, terdapat 100 ribu pengunjung di Pasar Tanah Abang. Untuk mengatasinya, Anies hendak melarang pedagang berjualan di areal luar gedung. Sebab, petugas sulit membatasi pengunjung yang ada di luar.  

Anies juga meminta KRL tak beroperasi di Stasiun Tanah Abang tiap pukul 15.00 - 19.00 WIB. Selain itu, ia minta juga agar dilakukan rekayasa lalu lintas kendaraan yang hendak menuju dan pergi dari Tanah Abang.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement