REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro diangkat sebagai Komisaris Utama perusahaan teknologi perdagangan daring, Bukalapak melalui hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari perusahaan tersebut. Bambang Brodjonegoro, dalam siaran pers Bukalapak yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengungkapkan semangatnya untuk berkolaborasi bersama Bukalapak.
"Menjadi bagian dari keluarga besar Bukalapak yang berfokus untuk menciptakan akses pasar berbasis teknologi, diharapkan akan memberikan dampak yang lebih besar pada adopsi teknologi di UMKM serta inovasi yang mengarah pada transformasi digital dan penguatan UMKM," kata Bambang Brodjonegoro.
Menurut dia, aspek inovasi dan teknologi merupakan hal krusial yang harus diadopsi agar UMKM bisa berkembang.Hasil RUPS Bukalapak juga mengumumkan pengangkatan Yenny Wahid sebagai komisaris dari perusahaan tersebut."Bukalapak telah menciptakan wadah pasar strategis bagi UMKM untuk terus berkembang seiring dengan kemajuan digital," kata Yenny Wahid.
Ia mengutarakan harapannya agar dengan bergabung bersama Bukalapak, dapat terbentuk sinergi yang melahirkan lebih banyak peluang usaha untuk membantu UMKM dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Sementara itu, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam paparannya menyatakan bahwa pada 2020, Bukalapak mencatat peningkatan 4 juta Pelapak dan MitraBukalapak, sehingga kini Bukalapak memiliki lebih dari 6.5 juta Pelapak, 7 juta MitraBukalapak.Selain itu, ungkap dia, Bukalapak memiliki sekitar 100 juta pengguna yang 70 persen didominasi oleh pengguna di luar kota besar.
Hal tersebut, lanjutnya, menunjukkan peran digitalisasi Bukalapak tidak hanya berpusat di kota-kota besar tetapi juga menjangkau seluruh daerah yang memiliki tantangan akses dan infrastruktur."Bukalapak terus melakukan pengembangan fitur dan layanan baik pada platform marketplace ataupun O2O (online to offline), untuk menjawab kebutuhan di tengah masyarakat terlebih di situasi pandemi sekarang," papar Rachmat.