Kamis 29 Apr 2021 02:50 WIB

Kapolri: Kasus Narkotika 2,5 Ton Dikendalikan dari Lapas

Sebanyak 18 tersangka yang ditangkap dalam kasus narkotika 2,5 ton.

Petugas kepolisan menata barang bukti narkotika jenis sabu sebelum dimulainya rilis pengungkapan kasus peredaran gelap narkotika jenis sabu jaringan Timur Tengah-Malaysia-Indonesia di Lap. Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/4). Polri berhasil mengungkap kasus penyelundupan narkotika jenis sabu sebanyak 2,5 ton. Adapun sabu tersebut berasal dari jaringan narkotika Timur Tengah-Malaysia-Indonesia. Sebanyak 18 orang tersangka diamankan dan salah satunya menerima tindakan tegas terukur hingga meninggal dunia.Prayogi/Republika
Foto:

Kata Kapolri, barang bukti Narkotika itu jika dirupiahkan sebesar Rp1,2 triliun. Barang bukti itu dapat merusak sebanyak 10,1 juta jiwa masyarakat Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Anggota Komisi III DPR RI Santoso meminta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly untuk tegas menindak para bandar yang mengendalikan peredaran narkoba dari dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).

"Di tahun 2021 harus lebih maksimal dilakukan. Bukan rahasia umum bahwa para bandar setelah ditangkap, lebih nyaman dan bahkan lebih leluasa mengendalikan narkoba dibandingkan saat mereka di luar lapas," kata Santoso saat rapat kerja dengan Menkumham, di Jakarta.

Santoso mencontohkan di lingkungan tempat tinggalnya, terdapat seorang bandar kecil narkoba. Sebelum ditangkap penegak hukum, bandar itu hanya tinggal di rumah kontrakan. Namun, pada saat ditahan di lapas, bandar itu mampu membeli rumah tempat tinggal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement