Senin 26 Apr 2021 13:51 WIB

Satgas Ajak Masyarakat Belajar dari Tsunami Covid India

India menjadi negara yang menghadapi pandemi terparah saat ini.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Kepala BNPB yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19  Doni Monardo
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Kepala BNPB yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 mengajak masyarakat Indonesia membuka mata dan belajar dari fenomena tsunami Covid-19 di India. India menjadi negara yang menghadapi pandemi terparah saat ini dengan lonjakan kasus mencapai lebih dari 300 ribu orang positif setiap harinya. 

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebutkan, gelombang dahsyat Covid-19 di India dikontribusikan oleh abainya warga dalam menjalankan protokol kesehatan. Masyarakat di sana nekat menjalankan ritual keagamaan tanpa dibarengi dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat. 

Baca Juga

Indonesia pun menghadapi ancaman yang serupa apabila tingkat kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan kendur. Apalagi, masyarakat Indonesia juga segera merayakan hari raya keagamaan terbesarnya, yakni Lebaran. 

"Kecenderungan yang terjadi di India adalah karena mengabaikan protokol kesehatan saat melakukan ritual keagamaan. Kita sekali lagi harus sadar bahwa halhal yang dapat menimbulkan persoalan dengan peningkatan covid adalah karena tidak patuh kepada protokol kesehatan," kata Doni dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (26/4). 

Doni pun mengingatkan masyarakat agar bersabar dan menahan diri dari perjalanan mudik ke kampung halaman. Permintaan Doni ini bukan tanpa alasan. Kementerian Perhubungan merilis hasil survei yang menunjukkan masih ada 7 persen warga yang akan tetap mudik, kendati pemerintah jelas-jelas sudah melarangnya. 

"Sekali lagi, momentum Ramadhan, momentum kegiatan Idul Fitri harus kita sadari tahun ini pun mohon tidak mudik dulu. harus bersabar. Harus bisa menahan diri. Ini semuanya untuk kepentingan bersama. Kita harus bisa menyelamatkan diri kita, menyelamatkan keluarga kita," ujar Doni. 

Momentum libur panjang, imbuh Doni, selalu menaikkan jumlah kasus dan kematian. Hal ini tercatat setiap kali libur panjang terjadi di tahun 2020 lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement