Selasa 20 Apr 2021 16:40 WIB

Setelah Lima Minggu Turun, Kasus Sembuh Naik 2,6 Persen

Daerah agar memperhatikan kasus kematian yang juga meningkat 4,2 persen

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Hiru Muhammad
Petugas kebersihan membawa plastik berisi sampah limbah B3 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (2/3/2021). Hingga satu tahun berselang, pada 1 Maret 2021, pemerintah mencatat ada 1.341.314 kasus positif COVID-19 di Indonesia sejak pengumuman kasus pertama. Dari jumlah kasus tersebut, 1.151.915 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh sementara 36.325 orang lainnya meninggal dunia.
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Petugas kebersihan membawa plastik berisi sampah limbah B3 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (2/3/2021). Hingga satu tahun berselang, pada 1 Maret 2021, pemerintah mencatat ada 1.341.314 kasus positif COVID-19 di Indonesia sejak pengumuman kasus pertama. Dari jumlah kasus tersebut, 1.151.915 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh sementara 36.325 orang lainnya meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kasus kesembuhan pada minggu ini tercatat meningkat 2,6 persen dibandingkan minggu sebelumnya. Peningkatan kasus kesembuhan terjadi setelah selama lima minggu berturut-turut sebelumnya mengalami penurunan.

Satgas mencatat, kesembuhan tertinggi didominasi oleh provinsi di Pulau Jawa. Yakni Jawa Tengah naik 757 kasus, DKI Jakarta naik 590 kasus, Banten naik 518 kasus, Aceh naik 92 kasus, dan DIY naik 384 kasus.

"Ini artinya, meskipun kasus positif meningkat di beberapa wilayah, namun diimbangi oleh kesembuhan yang juga meningkat," kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (20/4).

Kendati demikian, ia meminta daerah agar memperhatikan kasus kematian yang juga meningkat. Kasus kematian pada pekan ini tercatat meningkat sebesar 4,2 persen. Sedangkan, kasus positif juga mengalami kenaikan tajam pada minggu ini yakni sebesar 14,1 persen.

"Ini adalah hal yang benar-benar harus kita hindari karena seiring diberlakukannya PPKM mikro melalui posko di tingkat desa atau kelurahan, seharusnya kasus positif dapat lebih cepat diidentifikasi dan lebih cepat untuk ditangani," jelas Wiku.

Wiku pun meminta agar tokoh masyarakat dan juga tokoh agama memberikan edukasi kepada masyarakat. Selain itu, ia meminta pemerintah daerah yang mengalami kenaikan kasus positif dan kematian agar dapat terus memperbaiki penanganan dengan mengoptimalkan fungsi posko.

"Mengingat pentingnya peran posko, kami harapkan pemda dapat memastikan terbentuk dan berfungsinya posko tingkat desa atau kelurahan di wilayahnya masing-masing," tambahnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement