Selasa 13 Apr 2021 19:44 WIB

Kinerja Buruk Diduga Jadi Alasan Peleburan Kemenristek

Penggabungan ke Kemendikbud ditakutkan buat aspek ristek melempem.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pegawai memasuki Kantor Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) /Badan Riset dan Inovasi Nasional di Jakarta, Ahad (11/4/2021). Presiden Joko Widodo mengusulkan melebur Kemenristek dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seiring dengan kebijakan pemerintah memisahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN menjadi lembaga otonom.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Sejumlah pegawai memasuki Kantor Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) /Badan Riset dan Inovasi Nasional di Jakarta, Ahad (11/4/2021). Presiden Joko Widodo mengusulkan melebur Kemenristek dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seiring dengan kebijakan pemerintah memisahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN menjadi lembaga otonom.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan dari Komnas Pendidikan, Andreas Tambah, menanggapi penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ia menduga wacana ini muncul karena buruknya kinerja Kemenristek.

Andreas menangkap adanya ketidakkonsistenan Pemerintah yang mengembalikan Kemenristek ke Kemendikbud. Padahal kedua kementerian itu pernah dipisahkan.

Baca Juga

"Mungkin alasan penggabungan ada sesuatu terkait hasil kerja dimana dengan dipisahkan tujuan supaya riset maju, tapi nyatanya tidak. Kesannya ini seperti keputusasaan kembalikan Ristek ke Dikbud karena kinerjanya tidak sesuai yang diharapkan," kata Andreas kepada Republika, Selasa (13/4).

Andreas turut menyinggung kinerja Menristek Bambang Brodjonegoro yang dinilai melempem. "Kalau menterinya sampai sekarang apa yang dicapai belum kelihatan ya sudah hampir dua tahun," lanjut Andreas.

Andreas pesimistis penggabungan Kemenristek-Kemendikbud akan menuai hasil positif. Ia justru khawatir bidang risteknya malah tenggelam. Sebab Kemendikbud sedang berjuang memaksimalkan pendidikan kala pandemi Covid-19.

"Akan ada masalah baru, karena pendidikan kita sedang alami berbagai kendala terkait kurikulum, pandemi. Beban pendidikan begitu besar khawatir risetnya tidak menjadi perhatian," ujar Andreas.

Selain itu, Andreas memantau kinerja Kemenristek saat ini tak begitu menonjol dalam memajukan riset. Menurutnya, riset yang dilakukan perusahaan swasta justru lebih bermanfaat.

"Riset dari kalangan perguruan tinggi kalah dari dunia swasta, padahal belum tentu peneliti mereka gelarnya tinggi seperti profesor, tapi hasil riset mereka dibutuhkan dunia usaha dan masyarakat," ucap Andreas.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akan menggabungkan Kemenristek dan Kemendikbud. Langkah ini sesuai dengan keputusan pemerintah memisahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional dari Kemenristek menjadi sebuah lembaga otonom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement