Senin 12 Apr 2021 16:32 WIB

PGRI Papua Kutuk Penembakan Guru di Beoga

PGRI berharap tidak ada lagi guru yang menjadi korban penembakan oleh siapapun.

Ilustrasi Garis Polisi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Ilustrasi Garis Polisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Persatuan Guru RI (PGRI) Papua Mambraku Nomensen mengutuk aksi penembakan terhadap guru yang terjadi di Beoga, Kabupaten Puncak. "Kami mengutuk penembakan yang menewaskan dua guru yang seharusnya dilindungi karena keberadaan mereka untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) termasuk di Beoga," kata Mambraku di Jayapura, Senin (12/4).

Mambraku Nomensen yang juga menjabat dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih mengutuk dan menyesalkan penembakan guru yang sudah mengabdikan dirinya cukup lama di daerah yang terpencil dan rawan. Tidak banyak orang yang ingin bertugas dan bertahan di daerah terpencil.

Baca Juga

Namun, karena jiwa mendidik yang dimiliki mereka maka para guru bertahan dan bertugas guna mencerdaskan anak bangsa. "Guru dan tenaga medis hendaknya selalu dijaga keamanan oleh semua pihak termasuk KKB," kata Mambraku.

Ia berharap tidak ada lagi guru yang menjadi korban penembakan oleh siapapun. Untuk guru-guru yang bertugas khususnya di daerah rawan keamanan senantiasa waspada dan aparat keamanan serta pemda diminta melindungi mereka. 

Saat ini, tercatat 27.000 guru yang tersebar di berbagai wilayah di Papua. Aksi penembakan yang dilakukan KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, menyebabkan dua guru meninggal, yakni Oktovianus Rayo yang ditembak Kamis (8/4) dan Yonatan Renden ditembak Jumat (9/4).

Sejumlah guru dan tenaga kesehatan saat ini mengungsi ke Koramil Beoga serta rumah-rumahnya yang ada di dekatnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement