Rabu 31 Mar 2021 15:48 WIB

Makam di Pariaman Disebut Menggelembung Sejak 7 Bulan Lalu

Warga setempat tidak membesar-besarkan fenomena ini sebelumnya.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ahli geologi mengambil foto tumpukan tanah makam yang meninggi di Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (29/3/2021). Pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melakukan penelitian terhadap fenomena tumpukan atau pengelembungan tanah makam yang meninggi tersebut.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Ahli geologi mengambil foto tumpukan tanah makam yang meninggi di Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (29/3/2021). Pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melakukan penelitian terhadap fenomena tumpukan atau pengelembungan tanah makam yang meninggi tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Fenomena makam menggelembung di Kampung Sungai Asam, Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat disebut sudah mulai diketahui sejak 7 bulan lalu. Hal itu dikatakan oleh Penghulu kaum suku Panyalai, Ali Bujang Datuak Rang Kayo Gadang.

"Kalau ditanya kepada kemenakan (keponakan) makam ini meninggi sudah mulai sejak 7 bulan yang lalu. Makam ini meninggi dari makam yang lain," kata Ali, Rabu (31/3).

Baca Juga

Ali menjelaskan setelah diketahui ada pertanda makam tersebut meninggi 7 bulan lalu, warga setempat tidak membesar-besarkan kejadian ini. Karena mereka belum dapat memastikan siapa milik makam tersebut dan siapa ahli warisnya. "Dulu kami sepakati, boleh difoto tapi jangan dipostingan," ujar Ali.

Warga setempat khususnya kaum Panyalai menyadari kuburan tersebut menggelembung sampai 1 meter lebih sejak dua bulan lalu. Yakni ketika momen ramai-ramai di pandam pakuburan tersebut untuk prosesi pemakaman salah seorang famili mereka.

Ketika gotong royong membersihkan pemakaman, baru terlihat tiga makam tersebut membesar dan menjadi satu.

Tapi tiba-tiba dua pekan terakhir fenomena makam menggelembung ini viral di berbagai sosial media dan menyita perhatian publik sejak dua pekan terakhir. Ada tiga makam yang dikabarkan menggelembung dengan tinggi mencapai 1,3 meter, panjang 8,5 meter, dan lebar 6,5 meter.

Ali Bujang menyebut mereka sudah memberi pagar pembatas supaya tidak ada oknum yang naik atau menginjak kuburan tersebut. Selain itu juga dilarang mengadakan pemungutan baik berupa biaya parkir atau kotak amal.

Ahli Geofisika Universitas Andalas (Unand) Padang Badrul Mustafa sebelumnya mengatakan penyelidikan secara geologi dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab menggelembungnya tanah kuburan di Nagari Sungai Asam. Menurutnya beberapa hal bisa diperhatikan.

"Pertama harus dipastikan dulu meningginya tanah kuburan bukan ditimbun oleh manusia, sebab jika itu disengaja akan mudah dijumpai tanda-tandanya," kata Badrul Mustafa di Padang, Rabu (31/3).

Selanjutnya, kata Badrul, harus dilakukan penyelidikan secara geologi dengan cara digali satu lubang untuk menyelidiki jenis kandungan tanah tersebut. "Bisa saja ada kemungkinan gas, karena masanya rapat sementara bumi semakin ke bawah kian berat, tentu yang ringan akan naik ke atas melalui rekahan," ujarnya.

Terkait adanya kemungkinan rekahan karena gempa, ia memastikan daerah tersebut bukan dilalui oleh patahan gempa bumi. Selain itu, katanya, juga dapat dilakukan penyelidikan geofisika lewat metode geolistrik dengan peralatan tanpa melakukan pengeboran.

Ia juga meminta masyarakat tidak mengaitkan fenomena ini dengan hal mistis. Penyebabnya bisa dijelaskan dengan penelitian dan ilmu pengetahuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement