Selasa 30 Mar 2021 13:56 WIB

Segera Dibuka, Sekolah Tatap Muka Terbatas

Nadiem tegaskan sekolah tatap muka terbatas dibuka setelah semua guru divaksinasi.

Siswa SMP Negeri 26 Solo mengikuti uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di Solo, Jawa Tengah, Senin (29/3/2021). Pemerintah Kota Solo memberlakukan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) jenjang SMP yang diikuti sebanyak 25 sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan ketat dan pembatasan jumlah siswa serta jam masuk sekolah.
Foto:

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam kesempatan yang sama mengatakan tenaga pendidikan masuk ke kelompok prioritas vaksinasi Covid-19 di tahap dua. Vaksinasi tahap dua menyasar 16,9 juta kelompok dalam kategori pelayanan publik, seperti guru.

Rencananya ada 5,6 juta tenaga pendidik, di antaranya guru dan dosen yang harus rampung divaksinasi sebelum Juni 2021. Budi namun melihat jumlah tenaga pendidik yang sudah divaksinasi jumlahnya masih belum sebanyak kategori kelompok pelayan publik lain, misalnya dibandingkan dengan pegawai BUMN.

Karena itu ia mendorong akselerasi vaksinasi guru. Salah satunya caranya dengan menciptakan lebih banyak tempat vaksinasi massal bagi tenaga pendidik. "Misalnya vaksinasi di sekolah untuk semua guru," katanya.

Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan pemerintah daerah perlu melakukan simulasi sebelum pembukaan tatap muka secara terbatas di sekolah. Pemerintah daerah harus memastikan kondisinya siap sebelum siswa diperkenankan kembali belajar di sekolah.

"Pastikan bahwa semua kondisinya siap, disimulasi mulai dari anak-anak sekolah itu berangkat dari rumah, ke sekolah, aktivitas di sekolah, sampai selesai dan kembali lagi ke rumah," kata Wiku, juga dalam telekonferensi.

Semua proses tersebut wajib ada dalam tatanan baru yang aman namun juga produktif. Aman dari Covid-19 maksudnya jangan sampai terjadi penularan kepada anak-anak, guru, atau lingkungan tempat tinggal anak-anak tersebut.

Wiku menjelaskan, komorbid pada anak-anak memang tidak ada sehingga mereka bisa dikatakan lebih aman dari kematian akibat Covid-19. Namun, di satu sisi anak-anak tersebut memiliki orang tua yang sudah lanjut usia. Biasanya, orang tua merekalah yang sudah memiliki komorbid.

"Maka pembukaan tatap muka terbatas itu harus menjaga jangan sampai anak-anak yang sekolah mungkin tertular di dalam perjalanannya ke sekolah, atau di dalam sekolah kemudian dia menulari orang tuanya," kata Wiku menegaskan.

Melaksanakan pembelajaran tatap muka, penting untuk memperhatikan berbagai aspek. Persiapan yang perlu dilakukan berbagai daerah juga akan memiliki perbedaan. Hal inilah yang menjadi tugas satgas di daerah-daerah untuk menjaga persiapan pembukaan tatap muka sekolah.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan kondisi darurat kesehatan yang sedang berlangsung harus disikapi dengan bijaksana dan hati-hati. Namun, aktivitas produktif masyarakat yang aman dari Covid-19 tetap harus didorong.

Ia menjelaskan, satgas pusat dan daerah akan terus melakukan pengawasan dan koordinasi setiap pekannya. Setiap daerah, dalam rangka melakukan aktivitas buka sekolah tentunya harus koordinasi rutin untuk persiapannya. "Untuk memastikan bantuan apa yang akan diberikan maupun saling belajar antara satu daerah dengan lainnya," ujar Wiku.

photo
Sekolah Tatap Muka (ilustrasi) - (Republika/Mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement