Ahad 28 Mar 2021 20:38 WIB

Komisi III DPR Ajak Masyarakat Bersatu Setelah Teror Bom

Komisi III DPR RI berharap kepolisian dapat segera mengusut tuntas aksi teror.

Ketua Komisi III DPR Herman Herry (kanan) didampingi Wakil Ketua Pangeran Khairul Saleh (kiri)
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Komisi III DPR Herman Herry (kanan) didampingi Wakil Ketua Pangeran Khairul Saleh (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi III DPR RI mengutuk keras serangan teror bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3). Komisi III juga mengajak masyarakat untuk bersatu melawan aksi tersebut.

Pernyataan kecaman terhadap serangan teror itu disampaikan oleh Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh, dan anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Padjalangi melalui tiga pesan tertulis terpisah yang diterima di Jakarta, Ahad. "Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry mengutuk peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar. Ia meminta aparat kepolisian bergerak cepat memproses hukum pelaku maupun pihak yang berafiliasi dengan pelaku," demikian pernyataan sikap Herman Herry sebagaimana disampaikan oleh akun Twitter resmi DPR RI.

Baca Juga

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh mengajak masyarakat agar tetap bersatu dan tidak terprovokasi oleh aksi teror tersebut. "Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak panik atas kejadian ini. Kami mengajak masyarakat untuk tetap bersatu tidak terprovokasi dan tidak terpancing atas kejadian ini," kata Pangeran sebagaimana dikutip dari pesan tertulisnya yang diterima di Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Pangeran mengatakan, aksi teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar tidak dapat dibenarkan apa pun alasannya. Karena itu, dia berharap kepolisian dapat segera mengusut tuntas aksi teror tersebut dan menumpas jaringan serta aksi teror di Indonesia.

Tidak jauh berbeda dari Herman dan Pangeran, anggota Komisi III DPR RI Andi Rio juga mendorong kepolisian segera menangkap dalang di balik aksi teror di Gereja Katedral Makassar. "Polri harus menangkap dalang di balik bom bunuh diri tersebut, jangan sampai peristiwa ini merusak toleransi umat beragama yang telah terjalin dengan baik selama ini di Indonesia," kata Andi Rio sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta.

Ia juga berharap kepolisian terus mengedepankan pencegahan aksi teror. "Polri jangan sampai kecolongan, kedepankan tindakan pencegahan sejak dini, dan awasi pintu masuk jalur transportasi darat, udara, dan laut," katanya menegaskan.

Dalam kesempatan itu, Andi Rio turut mengajak tokoh masyarakat dan para pemuka agama dapat menjaga serta mengawasi lingkungan di daerahnya masing-masing dari paham radikalisme teroris yang dapat mengancam keutuhan bangsa. 

Bom meledak di pintu gerbang Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, M.H.Thamrin, Kota Makassar, Ahad pagi. Tidak lama setelah kejadian, kepolisian mengerahkan anggota ke lokasi dan melakukan penyisiran di lokasi ledakan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Komisaris Besar Polisi E. Zulpan, sebagaimana dipantau dari siaran televisi media nasional, Ahad sore, memastikan dua pelaku bom bunuh diri tewas di lokasi kejadian. Ia menyebutkan salah satu pelaku teridentifikasi sebagai seorang laki-laki, sementara pelaku lainnya kemungkinan adalah perempuan.

Sejauh ini, belum ada kelompok apa pun yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement