Ahad 28 Mar 2021 10:59 WIB

Masa Depan MBS Usai Laporan Kematian Khashoggi

Bagaimana masa depan politik Mohammed bin Salman dengan kebijakan baru Joe Biden?

Ilustrasi Muhammad bin Salman
Foto:

Dengan Presiden Joe Biden mengumumkan laporan tentang Khashoggi --yang selama ini telah lama disembunyikan Donald Trump-- legitimasi internasional atas Mohammed bin Salman mengalami pukulan luar biasa dan jatuh pada level sangat kritis. 

Peran Mohammed bin Salman dalam pembunuhan Khashoggi yang diakui di semua tingkatan secara signifikan telah merusak reputasi negara Arab Saudi di dunia Barat, yang telah menjalin hubungan baik dengan negara tersebut selama bertahun-tahun. 

Seorang pangeran yang diharapkan menjadi penguasa negara berikutnya yang tidak memiliki sekutu tersisa di pemerintahan, kawan di Senat atau Kongres AS, yang menjadi penjamin keamanan rezim di negara itu terutama sejak Perang Dunia Kedua, akan menimbulkan masalah serius bagi karier politik Mohammed bin Salman. 

Selain itu, pengumuman laporan ini bertepatan dengan periode di mana Mohammed bin Salman hampir naik tahta Kerajaan Saudi karena kekuatan politiknya yang tumbuh di negara itu dan usia tua ayahnya.

Selain semua ini, Joe Biden dan timnya yang menjabat di AS saat ini memiliki hubungan baik dengan Mohammed bin Nayef, sepupu Mohammed bin Salman sekaligus saingannya yang paling signifikan, adalah faktor lain yang memicu kecemasan di Riyadh. 

Hal ini dikarenakan Mohammad bin Nayef adalah sosok yang melakukan operasi kontra terorisme di kawasan tersebut, utamanya di Yaman, bersama dengan dinas keamanan AS setelah tahun 2000, terutama pada masa pemerintahan Obama, dan mengembangkan hubungan baik dengan banyak pejabat senior AS pada saat itu. 

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hanyalah salah satu tokoh AS yang pernah bekerja sama dengan Nayef selama operasi ini. Selain itu, keberhasilannya dalam operasi kontra-terorisme ini membuat reputasi Mohammed bin Nayef bagus di mata Amerika Serikat.

Sudah pasti bahwa tesis yang dikemukakan laporan Khashoggi secara signifikan telah merusak legitimasi Mohammed bin Salman di arena internasional. Sementara leghitimasi MBS juga sudah melemah di dalam negeri karena ketidakcocokan di antara elite negara dalam lima tahun terakhir. 

Namun, Mohammed bin Salman tidak dimasukkan dalam daftar sanksi --meskipun laporan dengan jelas menyatakan bahwa peran yang dia mainkan dalam pembunuhan tidak perlu dipertanyakan lagi-- menunjukkan pemerintahan Joe Biden tidak suka Mohammed bin Salman diberhentikan dari jabatannya, meskipun tentunya AS lebih suka bekerja sama dengan Mohammed bin Nayef sebagai gantinya.

Meskipun berbagai opini muncul kemudian bahwa Mohammed bin Salman akan mendekati akhir karier politiknya ketika laporan Khashoggi diterbitkan, namun visi yang dikemukakan laporan tersebut jauh dari mendukung klaim ini. 

Terlepas dari harapan bahwa pemerintahan Biden akan menekankan nilai-nilai normatif daripada politik luar negeri realis kasar Trump, AS dapat dikatakan telah mengikuti jalur realis selama proses ini juga. 

 

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement