Sabtu 27 Mar 2021 23:52 WIB

Dasco Dorong Percepat Produksi Vaksin Demi Hindari Embargo

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco meminta pemerintah percepat produksi vaksin lokal

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Sufmi Dasco Ahmad menilai kebutuhan vaksin dalam negeri sangat mendesak. Hal itu menyusul adanya kabar embargo vaksin yang dilakukan oleh sejumlah negara.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Sufmi Dasco Ahmad menilai kebutuhan vaksin dalam negeri sangat mendesak. Hal itu menyusul adanya kabar embargo vaksin yang dilakukan oleh sejumlah negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad menilai kebutuhan vaksin dalam negeri sangat mendesak. Hal itu menyusul adanya kabar embargo vaksin yang dilakukan oleh sejumlah negara.

Ia pun meminta kepada pemerintah untuk segera mempercepat pengembangan dan produksi vaksin dalam negeri. "Pemerintah perlu segera mempercepat proses uji klinis dan produksi vaksin dalam negeri. Baik itu vaksin Merah Putih maupun vaksin Nusantara. Jangan sampai kita menjadi korban embargo vaksin dan masyarakat menjadi korban," kata Dasco dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/3).

Dia berharap, proses vaksin Merah Putih segera dipercepat dan vaksin Nusantara segera menyiapkan uji klinis tahap dua. Dengan demikian diharapkan Indonesia dapat terhindar dari ancaman kelangkaan vaksin.

"Mohon segera juga berkordinasi dengan rumah sakit yang telah memenuhi persyaratan untuk uji klinis tahap dua. Vaksin saat ini menjadi kebutuhan yang cukup mendesak," ujar Ketua Harian DPP Partai Gerindra ini.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, embargo vaksin Covid-19 yang terjadi di Uni Eropa (UE) mengancam ketersediaan vaksin di Indonesia ke depannya. Saat ini, Uni Eropa melarang perusahaan farmasi AstraZeneca untuk mengekspor vaksin Covid-19 ke Inggris dan negara Eropa lainnya.

Hal ini pun telah disampaikan Menkes ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada rapat terbatas, Jumat (26/3).

"Memang terjadi lonjakan kasus di beberapa negara termasuk di India, sehingga mulai terjadi embargo vaksin. Sehingga kemungkinan itu bisa mengganggu kedatangan vaksin atau ketersediaan vaksin beberapa bulan ke depan terutama yang berasal dari negara-negara yang melakukan embargo," kata Menkes Budi saat konferensi pers. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement