Rabu 24 Mar 2021 15:11 WIB

BPBD Tasikmalaya Tunggu Rekomendasi Resmi PVMBG Soal Longsor

PVMBG disebut belum berikan informasi tertulis hasil penelitian longsor Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sebuah rumah dan dua unit mobil di Desa Kawitan, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, tertimpa material tanah longsor, Senin (12/10).
Foto:

Ia menyebutkan, wilayah yang dikunjungi tim PVMBG pada akhir Februari lalu di antaranya adalah Kecamatan Cibalong, Gunungtanjung, Puspahiang, Salopa, dan Bantarkalong. Dari sejumlah tempat yang dikunjungi PVMBG, rumah warga yang harus direlokasi hanya yang berada di Desa Singajaya, Kecamatan Cibalong. Menurut dia, ada tujuh rumah terdampak yang mesti direlokasi di wilayah itu.

Kendati demikian, sebagian warga yang terdampak pergerakan tanah itu masih ada yang mengungsi. Ia mencontohkan, di Kecamatan Cibalong terdapat sejumlah warga yang mengungsi di rumah kerabatnya lantaran rumahnya sudah rusak berat. Sementara di Kecamatan Gunungtanjung, warga sudah mulai memperbaiki rumah mereka yang rusak sesuai kemampuan masing-masing.

Menurut Irwan, sejauh ini tak ada lagi pergerakan tanah lanjutan di lima wilayah tersebut. Sebab, saat ini intensitas hujan sudah mulai berkurang. "Tapi kita tetap mengimbau warga agar tetap waspada," kata dia.

Sementara itu, di laman resmi PVMBG telah muncul laporan hasil kajian pergerakan tanah di empat kecamatan Kabupaten Tasikmalaya, yaitu Kecamatan Gunungtanjung, Salopa, Puspahiang, dan Bantarkalong, tertanggal 22 Maret 2021. Dari laporan itu, terdapat rekomendasi penanganan untuk masing-masing wilayah.

Di Kecamatan Bantarkalong misalnya, terdapat satu rumah rusak berat agar direlokasi. Sementara untuk satu rumah rusak ringan dan empat rumah terancam masih cukup aman untuk ditempati saat ini, tapi tetap harus mengikuti beberapa teknis rekomendasi.

Sementara di Kecamatan Gunungtanjung, terdapat 18 rumah rusak berat dan tiga rumah rusak ringan agar direlokasi. Sebelum diadakan relokasi, disarankan masyarakat tidak beraktivitas pada saat dan setelah hujan di sekitar area longsoran di lereng atas.

Masyarakat beserta aparat setempat agar melakukan pemantauan perkembangan retakan di sekitar lereng atas, lahan perkebunan salak, dan sekitar pemukiman. Jika retakan bertambah lebar segera mengungsi dan melaporkan ke pemerintah daerah.

Di wilayah itu, retakan yang terdapat di perkebunan salak direkomendasi segera ditutup dengan tanah liat atau material kedap dan dipadatkan. Untuk ke depannya agar daerah perkebunan salak sebaiknya dialih fungsi lahan menjadi jenis vegetasi berakar dalam dan kuat untuk menahan lereng pada area bekas longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement