REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersyukur, kecepatan vaksinasi di Jabar bisa meningkat dua kali lipat. Awalnya, kecepatan vaksinasi di Jabar hanya 22 ribu per hari, tapi sekarang sudah hampir 50 ribu perhari.
"Targetnya masih jauh sebenarnya kalau mau ideal super cepat itu 150.000. Jadi, kita lagi memperbanyak gedung-gedung pertemuan untuk dikonversi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Puskesmas Garuda, Senin (22/3).
Emil menjelaskan, penambahan kecepatan vaksinasi di wilayah Jawa Barat dua kali lipat tersebut terjadi sejak Jabar memutuskan vaksinasi itu harus maksimal dengan membuat pusat vaksinasi.
"Seperti yang di arcamanik di mana-mana itu, alhamdulillah mudah-mudahan nanti kerja sesuai target kemudian juga produksi produksi vaksin Biofarma sudah mulai dipergunakan di seluruh Indonesia," katanya.
Emil pun mengucapkan terima kasih pada Forkopinda karena mau jadi relawan. Sehingga, menghilangkan keraguan masyarakat dan menguatkan Jabar jadi sangat kompak.
"Kebetulan hari ini hanya saya dan Pak Kajati karena Pak Rudi dan Pak Pangdam berhalangan penugasan dan lain-lain kira-kira begitu," katanya.
Terkait apakah vaksin atau plasebo yang disuntikan, menurut Emil, ternyata itu rahasia hak pasien yang tidak bisa diungkapkan. Data pribadi itu disampaikan oleh pihak yang berwenang.
"Tapi kalau mau ingin saya sampaikan apa adanya di tubuh saya sudah mengandung vaksin kira-kira begitu. Hanya orang per orang itu aturan hukum medisnya tidak bisa diketahui secara umum karena apa. Karena sekarang masih terus masih ada proses sampai tahun depan," paparnya.
Menurutnya, satu tahun setelah suntikan kedua, semua relawan ini belum berhenti. Karena, pada Agustus 2022 akan ada namanya Suntikan Booster, ditambah satu dosis untuk meningkatkan antibodi.
"Karena di berbagai kondisi ada potensi antibodinya kalau udah kelamaan dia turun. Nah upaya tidak mendekati 0 di boost lagi satu dosis sehingga dia naik dan akhirnya tetap mantap untuk mencapai ketebalan kelompok," kata Emil.