REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi massa mengaku mahasiswa yang menggeruduk kantor DPP Partai Demokrat Senin (15/3) malam. Mereka berdemo meminta Demokrat tidak melibatkan mahasiswa dalam masalah partai.
Herzaky menyampaikan pihak DPP Demokrat telah mencoba mengajak pendemo berdiskusi di dalam kantor DPP Demokrat. Ia membantah kalau DPP Demokrat disebut bersifat tertutup terhadap tuntutan pendemo untuk berbincang langsung.
"Untuk dinamika yang ditimbulkan belasan mahasiswa di depan kantor DPP PD ketika malam hari, kami sudah berusaha mengundang mereka ke dalam. Sesuai dengan sikap kami yang terbuka pada pelbagai kalangan yang datang untuk menyampaikan pendapat," kata Herzaky dalam keterangan tertulis pada Selasa (16/3).
Herzaky tak mempermasalahkan adanya unjuk rasa menolak sikap Demokrat yang seolah melibatkan unsur mahasiswa dalam pusaran sengketa. Ia merasa penolakan wajar dalam iklim demokrasi.
"Bahwa ada pihak yang tak setuju pada langkah kami, seperti yang melakukan demo malam tadi, kami menerimanya sebagai bagian dari dialektika dalam demokrasi," ujar Herzaky.
Herzaky menyampaikan perjuangan Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mempertahankan legalitasnya tak akan surut. Menurutnya, inilah perjuangan bersama untuk menyelamatkan demokrasi di Indonesia.
"Perjalanan ini memang bakal penuh dengan pelajaran, tetapi takkan menyurutkan langkah kita untuk maju. Demi demokrasi yang lebih baik," ucap Herzaky.
Sebelumnya, aksi puluhan orang yang mengatasnamakan mahasiswa di depan Kantor DPP Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta dibubarkan oleh pihak kepolisian pada Senin (15/3), malam. Kepolisian mengerahkan pasukan Korps Brigade Mobil (Brimob) untuk membubarkan massa karena mereka menggelar demonstrasi tanpa izin dan berpotensi melanggar protokol kesehatan (prokes) Covid-19.
Massa menuntut Ketua Umum DPP Partai Demokrat AHY untuk mengklarifikasi pernyataannya tentang dukungan dari kelompok mahasiswa terhadap partai tersebut. Menurut massa, mahasiswa tidak seharusnya dilibatkan dalam kisruh partai politik.