Sementara itu, menurut Gubernur, saat ini ada tiga sistem yang digunakan untuk mendata kasus stunting dan setiap sistem angka stunting berbeda-beda. Oleh karenanya, ia mengharapkan agar hanya ada satu sumber sehingga bisa dijadikan dasar intervensi di kabupaten/kota.
“Sumber data dari satu sumber supaya bupati atau walikota tahu dalam mengukur Stunting. Tugas pemerintah kabupaten memetakan dan melakukan intervensi di Posyandu. Bulan timbang menimbang semua balita, itu bisa dijadikan data langsung di Posyandu,” terangnya.
Lebih lanjut, Kofifah menuturkan daerah yang bisa dijadikan percontohan dalam penurunan AKI.
“Untuk penurunan AKI, Surabaya berhasil melakukan; dimana awalnya Surabaya merupakan daerah nomor dua tertinggi AKI di Jatim dan menjadi nomor lima dengan melakukan kerjasama dengan Universitas Airlangga. Oleh karenanya, Jember kami sarankan untuk bisa melakukan hal serupa melalui bekerjasama dengan UNEJ untuk menurunkan AKI, AKB dan Stunting,” jelasnya.