Rabu 10 Mar 2021 18:25 WIB

Menpora Sikapi Status Kelamin Aprilia Manganang

Apa yang terjadi sebelumnya di olahraga sesuai dengan status Aprilia saat itu.

Atlet bola voli Indonesia, Aprilia Santini Manganang, melakukan smash  saat melawan tim bola voli  Korea dalam perempat final  bola voli putri Asian Games di Volley Indor Senayan, Jakarta,  Rabu (29/8).
Foto:

Saat ini Serda Aprilia Manganang sudah menjalani operasi untuk memperbaiki kondisinya. Langkah berikutnya ialah mengurus status administrasi yang ia miliki selama ini dan mengubah status jenis kelaminnya menjadi laki-laki.

Dalam keterangan persnya kemarin, Kasad TNI AD Jenderal Andika juga akan membahas mengenai tugas yang akan diberikan kepada Manganang. "Manganang masuk TNI AD dia jadi bintara komunitas ajudan jendral. Dengan kondisi ini maka saya dengan staf akan melakukan evaluasi untuk memberi tugas yang pas," tutur Andika.

Menurut Andika, ada dua kemungkinan besar ke mana Manganang akan berlabuh. Pertama, di bidang perbekalan dan angkutan. Kedua, di bidang kesehatan. Namun, pihaknya juga akan memerhatikan minat Manganang dalam menentukan tugas dia berikutnya.

"Dirhum Angkatan Darat sudah menyiapkan dokumen untuk kita membantu Sersan Manganang mendapat apa yang diinginkan, yaitu kita penuhi semua suarat yang ada di UU 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan," jelas dia.

Andika berharap, Pengadilan Negeri Tondano akan memberikan dan menetapkan perubahan nama dan status jenis kelamin Manganang. Dia pun berharap Manganang akan menjadi seseorang yang memang sudah ditakdirkan untuk dirinya sendiri.

Andika kembali memberikan penegasan dengan menyatakan Manganang bukan transgender maupun interseks. Dia dan tim dokter TNI AD telah memastikan hal tersebut melalui pemeriksaan lengkap di RSPAD Gatot Soebroto beberapa waktu lalu.

"Kami juga tidak ingin rekayasa. Makanya kita gunakan mekanisme scientist cukup bagus fasilitas kesehatan kami. Dari situ kami berangkat setelah ditemukan, kita jelaskan," kata dia.

Manganang yang masih berada di atas kasur rumah sakit diberikan kesempatan untuk berbicara. Dia menggunakan waktu berbicaranya dengan mengucap banyak rasa syukur. Dia juga berterima kasih kepada Andika yang telah memperjelas apa yang selama ini ia rasakan.

"Saya sangat bahagia selama 28 tahun saya menunggu keinginan saya dan akhirnya tahun ini tercapai. Izin, terimakasih, Bapak (Andika)," kata Manganang yang berbicara melalui siaran virtual.

Kelainan medis hipospadia atau cacat lahir pada alat kelamin seseorang dapat diatasi melalui rekomendasi medis terhadap kecenderungan perilaku pasien, kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M Faqih. "Sebaiknya diperiksa dulu oleh dokter ahli andrologi, bisa periksa bersama kawan-kawan spesialis dokter kandungan. Diperiksa apakah betul laki-laki atau perempuan atau dua-duanya ada," katanya, dalam acara diskusi "Setahun Pandemi Covid-19" di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat.

Ia mengatakan bahwa bila seseorang mengalami hipospadia maka perlu ditentukan dari pemeriksaan medis terhadap kecenderungan perilakunya apakah lebih ke laki-laki atau perempuan. Pasien bersangkutan, katanya, bisa dibantu oleh dokter ahli dalam menentukan hormon yang spesifik.

"Dicek hormonnya ke arah mana, laki-laki atau perempuan. Itu bisa diselesaikan melalui skema operasi," katanya.

Daeng mengatakan hipospodia tidak ada keterkaitan dengan situasi sosial, politik maupun profesi. Kecacatan itu hanya persoalan seseorang untuk menjadi manusia seutuhnya.

"Kasihan. Ini harus dibantu diselesaikan," katanya. Iajuga mengemukakan bahwa peristiwa yang dialami Aprilia tidak banyak terjadi di Indonesia.

Namun secara ilmu pengetahuan, hipospodia bisa terjadi. "Dua kelamin itu bisa ada. Kalau dibiarkan dua-duanya, sebagai manusia kasihan dia. Dokter ahli kita bisa selesaikan itu," ujarnya.

Dari hasil pengamatan terhadap perilaku pasien, tim medis akan memberikan rekomendasi terkait penetapan jenis kelamin. "Nanti silakan diputuskan oleh pasien. Medis hanya menyampaikan kecenderungannya," katanya.

Hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki di mana pembukaan uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh) tidak terletak di ujung penis. Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama pekan ke 8-14 kehamilan.

Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, lubang kencing ada yang terletak di bawah kepala penis, di batang penis, dan bahkan ada yang di skrotum atau buah zakar, ujar Daeng M Faqih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement