Rabu 10 Mar 2021 12:56 WIB

Terawan Inisiasi Vaksin Nusantara untuk Covid-19

Vaksin untuk virus tersebut menggunakan sel dendritik

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: A.Syalaby Ichsan
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberi salam saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Rapat tersebut membahas persiapan vaksinasi COVID-19 dan sumber pembiayaannya serta regulasi pendukung program vaksinasi nasional.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberi salam saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Rapat tersebut membahas persiapan vaksinasi COVID-19 dan sumber pembiayaannya serta regulasi pendukung program vaksinasi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengungkapkan alasannya menginisiasi pembuatan vaksin Nusantara untuk Covid-19. Vaksin yang menggunakan sel dendritik ini sudah ia kembangkan pada 2015 di RSPAD Gatot Subroto.

"Sejak 2015 saya sudah mengembangkan proses sel dendritik vaksin di Cell Cure Center RSPAD Gatot Subroto, sehingga ini terus berkembang," ujar Terawan dalam rapat dengar pendapat dengan  Komisi IX DPR, Rabu (10/3).

 

Ketika pandemi Covid-19 mulai menyerang Indonesia, pihaknya kemudian mengembangkan vaksin untuk virus tersebut menggunakan sel dendritik. Terawan juga menyebut, pihaknya juga sudah mendapatkan uji binatang terhadap vaksin dendritik.

"Melalui pihak ketiga di Amerika Serikat yang membuat mantap kami untuk ikut peran serta untuk mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis dendritik," ujar Terawan.

Ia menjelaskan, karena prinsip vaksin dendritik adalah autolog dan tidak ada komponen virus Covid-19 di dalamnya, suntikan ke tubuh pasien dinsebutnya lebih aman. Khususnya bagi yang memiliki imunitas rendah, penyakit autoimun, dan alergi komponen vaksin.

 

Baca juga : China Bantah Genosida Muslim Uighur, Tapi Riset Berkata Lain

 

Saat ini, vaksin Nusantara dikembangkan oleh RSUP dr. Kariadi Semarang dan Universitas Dipenogoro. Terawan yakin, vaksin berbasis dendritik ini aman karena sifatnya individual, karena vaksin Nusantara bersumber dari darah pasien sendiri.

"Mudah-mudahan ini terus berlanjut supproting dari Kementerian Kesehatan dan juga Badan POM," ujar Terawan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement