REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, ia tidak memiliki masalah pribadi dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Namun, masalah hadir karena mantan panglima TNI itu mengusik kedaulatan partainya.
"Secara pribadi saya tidak ada masalah dengan beliau, tapi jujur yang membuat saya kecewa, karena suka atau tidak suka beliau terlibat dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat," ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (8/3).
Secara pribadi, AHY mengatakan, ia akan memberikan maaf jika Moeldoko menyadari perbuatannya. Sebab sebagai manusia, menurut AHY, semua orang tidak sempurna dan tak luput dari kesalahan.
"Apabila beliau menyadari kekeliruannya, saya pribadi tentu memaafkannya," ujar AHY.
Sebagai orang yang juga pernah berkutat di dunia kemiliteran, AHY menghormati Moeldoko sebagai seniornya. Apalagi, kepala KSP itu adalah panglima TNI di masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Beliau mantan panglima, saya tetap hormat. Itulah tradisi keprajuritan yang kami junjung tinggi di militer, once a soldier, always a soldier," ujar AHY.
Namun, sebagai orang yang memimpin Partai Demokrat, ia berharap Moeldoko menyadari perbuatannya menyakiti kader dan simpatisan partainya. Ia menilai perbuatan Moeldoko mencoreng etika politik, demokrasi, dan kedaulatan partai berlambang bintang mercy itu.
"Saya berpesan kepada seluruh kader dan simpatisan Partai Demokrat di manapun saudara berada, meski kita miskin harta, tetapi jangan miskin harga diri. Hiduplah dengan landasan ilmu dan nilai-nilai etika serta moralitas," pesan putra sulung SBY itu.