REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Santoso, bakal memecat kadernya yang mendukung kubu Partai Demokrat kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang. Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan cap jempol darah untuk Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor DPD Partai Demokrat DKI Jakarta.
"Dalam persoalan ini kita harus menggaris siapa teman siapa kawan, untuk itulah tidak ada toleransi bagi kader yang coba-coba bermain mata mempengaruhi kader lain untuk bergabung dengan mereka, maka saya sebagai ketua DPD DKI Jakarta akan memecat langsung pada yang bersangkutan," kata Santoso, Ahad (7/3).
Ia menegaskan DPD Partai Dekokrat DKI Jakarta solid mendukung AHY. Menurutnya hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya kader yang datang pada KLB yang digelar Jumat (5/3) lalu.
"Alhamdulillah berdasarkan AS ART Partai Demokrat hasil kongres 2020 peserta kongres atau kongres luar biasa adalah pemilik suara, siapa itu, ketua DPD dan ketua DPC. Alhamdulillah DPD DKI Jakarta DPD 1, ketua DPC ada 6 solid tetap mendukung ketum AHY dan tidak hadir di kongres luar biasa abal2 ini," ungkapnya.
Sebelumnya Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mendeteksi adanya upaya penekanan terhadap para Ketua DPD dan Ketua DPC Demokrat se Indonesia oleh kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang untuk balik badan mendukung hasil KLB dengan klaim mereka akan mendapatkan pengesahan dari Kemenkumham. Kamhar mengajak seluruh Ketua DPD dan Ketua DPC Partai Demokrat tak gentar menghadapi tekanan demi tekanan tersebut.
"Jangan takut dan mau ditekan-tekan oleh gerombolan KLB abal-abal, karena kita semua adalah saksi bahwa kita berada di jalan yang benar sesuai AD/ART Partai Demokrat yang legal hasil Kongres Jakarta 2020. Sebagai pemegang hak yang sah secara konstitusional," kata Kamhar dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Sabtu (6/3).
Ia juga mengajak seluruh kader Demokrat untuk tetap merapatkan barisan dan menjaga soliditas. Ia juga berharap agar para kader tidak bernegosiasi dengan kubu KLB yang dinilai berupaya merebut Partai Demokrat secara paksa.
"Karena bukan hanya sekedar menistakan harga diri dan martabat kita sebagai kader, ini juga sama halnya kita membenarkan tindakan mereka," ucapnya.