Sabtu 06 Mar 2021 12:56 WIB

Dapat Jatah Impor Beras, Bulog: Tak akan Ganggu Masa Panen

Masa panen padi dalam negeri akan menjadi pertimbangan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog.
Foto: Asep Fathulrahman/Anbtara
Pekerja menurunkan beras impor asal Vietnam milik Perum Bulog.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini. Meski demikian, Bulog memastikan kegiatan penyerapan gabah petani akan tetap berjalan dan tidak mengganggu masa panen.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, penugasan impor beras memang diputuskan berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas level Kementerian Koordinator Perekonomian. Meski demikian, masa panen padi dalam negeri akan menjadi pertimbangan.

"Di beberapa wilayah sudah mulai panen. Diperkirakan mencapai puncaknya pada April sehingga Bulog dapat menyerap hasil panen petani dalam jumlah yang besar," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Sabtu (6/3).

Selain masa panen, situasi harga juga menjadi pertimbangan Bulog. Ia mengatakan, saat ini harga beras baik di hulu maupun di hilir masih relatif stabil.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah kering panen (GKP di tingkat petani pada bulan Februari 2021 sebesar Rp 4.758 per kilogram (kg) atau turun 3,31 persen dari bulan sebelumnya. Tren harga tersebut juga turun lebih dalam, yakni 8,08 persen dari bulan Februari 2020 lalu.

Adapun, untuk harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan sebesar Rp 5.431 per kg. Posisi harga GKG turun 0,01 persen dari bulan sebelumya dan turun 8,62 persen dari bulan yang sama tahun lalu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement