REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Pandemi Covid-19 memicu meningkatnya jumlah pengangguran di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Selama 2020, tercatat terjadi penambahan pengangguran sebanyak 1.789 orang di wilayah itu.
"Terjadi lonjakan jumlah pengangguran terbuka mencapai 17,39 persen. Meningkat dari 10.287 jiwa pada 2019 menjadi 12.076 jiwa pada 2020," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Ramadansyah di Sampit, Kamis (4/3).
Dia mengatakan, peningkatan jumlah pengangguran ini terjadi secara nasional sebagai dampak terjadinya pandemi Covid-19 yang melanda berbagai sektor usaha. Hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 428.895 jiwa.
Secara periodik, terjadi peningkatan jumlah penduduk dengan laju pertumbuhan sebesar 1,33 persen per tahun. Berdasarkan data, pada tahun yang sama juga terlihat terjadi penurunan jumlah penduduk bekerja sebesar 0,78 poin yakni menjadi 94,75 persen dari 95,53 persen pada 2019.
Sementara itu pada angka tingkat partisipasi angkatan kerja atau TPAK maupun jumlah angkatan kerja, tidak terjadi perubahan yang signifikan antara tahun 2019 hingga 2020. Hingga 2020, tingkat pengangguran di Kotawaringin Timur masih didominasi oleh pengangguran dari pendidikan menengah atas yakni SMA atau SMK dan perguruan tinggi yakni diploma atau sarjana.
Kuat dugaan, pengangguran di kategori tersebut adalah angkatan kerja dari kalangan ekonomi menengah ke atas yang cenderung menunggu pekerjaan yang sesuai, dibandingkan keinginan berwirausaha. "Selain itu pada 2020 terjadi peningkatan jumlah PHK yang relatif banyak terjadi pada pekerja dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi," ujar Ramadansyah.
Dia mengatakan, apabila dikaji lebih dalam, pada 2020 terjadi lonjakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) perempuan. Ini indikasi yang jelas bahwa daya saing angkatan kerja perempuan di Kotawaringin Timur sangat rentan terhadap dampak Covid-19.
Hal ini diperkuat dengan peningkatan jumlah pengangguran perempuan di kabupaten tersebut yang mencapai 35,94 persen pada 2020. "Dengan kata lain, terjadi peningkatan jumlah pengangguran perempuan dari 4.254 jiwa di tahun 2019 menjadi 5.783 jiwa di tahun 2020 atau bertambah 1.529 jiwa," ujar Ramadansyah.