Kamis 04 Mar 2021 15:50 WIB

Jelang Ramadhan, Jokowi Antisipasi Lonjakan Harga Pangan

Jokowi mengingatkan, ketersediaan bahan pokok di daerah perlu dijaga.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo.
Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Perdagangan M Lutfi mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran. Jokowi mengingatkan, ketersediaan bahan pokok di daerah perlu dijaga agar harga stabil dan terjangkau oleh masyarakat. Hal ini, menurut presiden, perlu menjadi perhatian lantaran masyarakat masih dihadapkan pada pandemi Covid-19. 

"Perlu saya ingatkan, bulan Ramadhan yang tinggal 40 hari lagi. Sebulan kemudian Idul Fitri. Siapkan dari sekarang, antisipasi dari sekarang. Walaupun nanti kita akan menyambut dengan sederhana tapi sekali lagi ketersediaan stok dan harga yang stabil harus dijamin," kata Jokowi dalam Pembukaan Rakernas Kemendag di Istana Negara, Kamis (4/3). 

Baca Juga

Menteri Perdagangan M Lutfi menambahkan, upaya menjaga pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok memang masuk dalam strategi utama kementerian tahun ini. Sebagai imbas dari pandemi, ujarnya, masyarakat perlu stabilitas harga pangan yang bisa dijangkau dan tidak memberatkan ekonomi rumah tangga. 

"Kemendag akan pastikan ketersediaan stok pangan, stabilitas harga komoditas pokok, dan penting tetap terjaga terutama memasuki Ramadhan dan Idul Fitri 2021 dan menjaga stabilitas inflasi perdagangan," kata Lutfi. 

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi pada Februari 2021 sebesar 0,10 persen. Angka inflasi tersebut mengalami penurunan dari posisi Januari 2021 yang sebesar 0,26 persen maupun Februari 2020 yang mencapai 0,20 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dengan angka inflasi tersebut, angka inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,38 persen. Inflasi tersebut juga lebih rendah dibanding inflasi yoy pada posisi Januari 2021 yang sebesar 1,55 persen maupun inflasi yoy Februari 2020 yang mencapai 2,98 persen.

"Inflasi bulan Februari lebih lambat dibanding Januari. Ini mengindikasikan sampai Februari dampak pandemi masih membayangi perekonomian," kata dia dalam konferensi pers, Senin (1/3). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement