REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampai saat ini kasus pembunuhan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek (Japek), belum terungkap secara jelas. Sehingga, Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) Enam Laskar FPI dan keluarga korban mengadakan Mubahalah (memohon kutukan kepada Allah untuk dijatuhkan kepada orang yang salah/dusta, sebagai bukti kebenaran salah satu pihak).
Salah satu orang tua dari korban enam laskar FPI yang meninggal, Suhadah, mengatakan, kepolisian penuh dengan kebohongan terkait kasus tersebut. Dia meyakini, kalau enam laskar FPI tersebut dianiaya dan dibunuh oleh para oknum dari kepolisian.
"Inilah Mubahalah kami sebagai orang tua korban enam laskar FPI. Demi Allah, Tuhan langit dan bumi, kami bersumpah bahwa kami keluarga dari pembantaian pada 7 Desember 2020 yang lalu. Enam laskar FPI yang terbunuh di KM 50 tol Cikampek, benar dan meyakini. Anak-anak kami dari laskar tersebut dianiaya dan dibunuh dengan dzalim oleh para oknum polisi serta mereka (polisi) berdusta terkait pembunuhan tersebut," katanya dalam acara Mubahalah yang diadakan secara virtual, Rabu (3/3).