REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah pernyataan Jhoni Allen Marbun yang menyatakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan merupakan pendiri partai. Sebab, gagasan pembentukan partai terjadi usai SBY gagal menjadi wakil presiden Megawati Soekarnoputri pada 2001.
"Gagasan membentuk partai ini dimulai ketika SBY kalah dari Hamzah Haz untuk menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan di Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2001," ujar Herzaky lewat keterangan tertulisnya, Senin (1/3).
Gagasan membentuk Partai Demokrat juga diusulkan oleh Ventje Rumangkang kepada SBY. Saat itu, ia mengatakan, Ventje menyarankan SBY mendirikan partai karena masyarakat menginginkannya menjadi pemimpin nasional.
"Realitas politik tak memungkinkan (menjadi Wapres), lantaran SBY ketika itu tidak mempunyai partai. Setelah berdiskusi dengan Ibu Ani, Bapak SBY kemudian mengamini usulan Ventje," ujar Herzaky.
SBY, kata Herzaky, menciptakan nama, logo, bendera, mars, hingga manifesto Partai Demokrat yang akhirnya didirikan pada 9 September 2001. Tanggal tersebut dipilih karena sesuai dengan tanggal lahir SBY.
Baca juga : Demokrat Sayangkan Sikap Ketua KMD Dukung KLB
"Begitu pula dengan pemilihan jumlah deklarator pendiri partai sebanyak 99 orang, di antara deklarator itu bahkan ada nama staf pribadi SBY. Setelah partai terbentuk, Ani Yudhoyono, istri SBY juga didapuk menjadi wakil ketua umum," ujar Herzaky.
Herzaky menegaskan, itu merupakan kenyataan sejarah yang tak dapat dipungkiri meski SBY tak pernah mengeklaim bahwa dirinyalah yang mendirikan partai berlambang bintang mercy itu. Kepengurusan Partai Demokrat saat ini mengaku heran dengan adanya pernyataan dari deklarator atau pendiri yang merasa lebih berjasa dari SBY.
Padahal, ia mengatakan, publik memilih Demokrat karena ....