Senin 01 Mar 2021 14:34 WIB

Pesan Demokrat ke Jhoni Allen, Jangan Baper...

Usulan KLB Partai Demokrat disebut pengurus sebagai tindakan ilegal.

Mantan politikus Partai Demokrat yang dicopot dengan tidak hormat, Jhoni Allen Marbun menanggapi permasalahan yang terjadi di internal Partai Demorkat.
Foto:

Mantan politikus Partai Demokrat yang dicopot dengan tidak hormat, Jhoni Allen Marbun, membuat rekaman video yang membantah kalau SBY disebut telah berjuang di partai. Ia mengatakan, SBY baru bergabung usai partai berlambang bintang mercy itu lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2004.

"Demi Tuhan saya bersaksi bahwa SBY tidak berkeringat sama sekali, apalagi berdarah-darah sebagaimana pernyataannya di berbagai kesempatan," ujar Jhoni dalam keterangan videonya, Senin (1/3).

SBY, ditegaskannya juga bukan merupakan pendiri Partai Demokrat. Bahkan sebelum bergabung, ia menempatkan almarhumah istrinya, Ani Yudhoyono sebagai salah satu wakil ketua umum dalam kepengurusan saat itu.

"Pak SBY setelah mundur dari kabinet Ibu Megawati baru muncul pada acara Partai Demokrat di Hotel Kinasih di Bogor. Saat itu saya ketua panitianya, ini menegaskan SBY bukanlah pendiri Partai Demokrat," ujar Jhoni.

Saat ini, ia menilai Demokrat menjadi salah satu partai yang melanggengkan dinasti politik. Hal ini terjadi usai KLB pada 2013, saat SBY menjadi ketua umum dan putra keduanya, Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi sekretaris jenderal Partai Demokrat.

"Pertama kali di Indonesia, bahkan di dunia, untuk pertama kali partai politik bapaknya SBY ketum, anaknya sekjen. Sejatinya SBY telah melakukan pengingkaran fakta sejarah lahirnya Partai Demokrat," ujar Jhoni.

Partai Demokrat, tegas Jhoni, diteken oleh 99 orang pendiri di Jakarta dan disahkan dalam akta notaris. Setelah itu, terbentuklah kepengurusan partai di banyak daerah hingga lolos verifikasi KPU.

"Di dalamnya perjuangan para kader dari Sabang sampai Merauke bersusah payah, bekerja keras tidak mengenal lelah dan waktu untuk bersama-sama meloloskan Partai Demokrat pada verifikasi KPU," ujar Jhoni.

Untuk itu, ia mendorong digelarnya kongres luar biasa (KLB) untuk mengembalikan Demokrat menjadi partai demokratis, terbuka, dan modern. Pasalnya, ia menilai bahwa partai berlambang bintang mercy itu adalah partai keluarga.

"KLB sebagai solusi konstitusional untuk mengembalikan Partai Demokrat menjadi partai yang demokratis, terbuka, dan modern," ujar Jhoni.

Bahkan dia mengatakan, SBY pun pernah mengkudeta Anas Urbaningrum. "SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan juga Presiden RI mengambil kekuasaan ketum Anas Urbaningrum dengan cara membentuk presidium di mana ketuanya adalah SBY," ujar Jhoni.

Pengambilalihan kekuasaan dilakulan SBY ketika Anas tersandung masalah hukum. Di mana saat itu Anas menjadi wakil ketua presidium, tapi ia tak lagi memiliki fungsi lagi dalam menjalankan roda Partai Demokrat.

"Namun belum status tersangka, SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan juga Presiden RI mengambil kekuasaan," ujar Jhoni.

Setelah Anas ditetapkan sebagai tersangka, SBY menggelar KLB pada 2013. Saat itu, SBY memintanya untuk membujuk Marzuki Alie untuk tidak maju sebagai calon ketua umum.

SBY, sebut Jhoni, saat itu hanya berjanji akan meneruskan kepemimpinan Anas. Padahal, Marzuki adalah pemilih suara terbanyak kedua pada kongres yang digelar pada 2010.

"Inilah kudeta yang pernah terjadi di tubuh Partai Demokrat setelah Anas menjadi tersangka, terjadilah KLB pertama atau kongres ketiga Partai Demokrat di Bali tahun 2013 untuk melanjutkan sisa kepemimpinan Anas hingga 2015," ujar Jhoni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement