Rabu 24 Feb 2021 20:10 WIB

201 Santri Jadi Klaster Covid-19 Pesantren Bangka

Santri yang positif sudah diisolasi di salah satu rumah sakit di Bangka.

Ilustrasi Covid-19. Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menemukan satu klaster pesantren.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menemukan satu klaster pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAILIAT -- Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menemukan satu klaster pesantren. Sebanyak 201 santri dari salah satu pondok pesantren modern di daerah itu positif Covid-19.

Juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bangka, Boy Yandra, mengatakan, 201 santri yang dinyatakan positif tersebut berdasarkan hasil uji laboratorium kesehatan daerah (labkesda) setempat. "Saat dilakukan isolasi, tim medis dari Rumah Sakit Medika Stania Sungailiat akan memisahkan santri positif Covid-19 yang bergejala dengan pasien tidak bergejala," katanya, Rabu (24/2).

Baca Juga

Ia menjelaskanjika dalam proses isolasi diketahui ada santri yang mengalami gejala berat, akan mendapat perawatan khusus dari tim medis setempat. "Dipilihnya Rumah Sakit Medika Stania dalam perawatan santri positif Covid-19 karena rumah sakit itu menjadi rujukan oleh pihak yayasan pesantren," katanya.

Ia mengatakan dijadwalkan pada Kamis (25/2) rumah sakit akan melakukan pemeriksaan kembali seluruh santri untuk memastikan kesehatannya. Jjika didapati santri yang positif namun mengalami gejala berat langsung dilakukan perawatan kesehatan secara intensif.

Dengan bertambahnya 201 pasien Covid-19 dari klaster pesantren, total akumulasi pasien Covid-19 di Kabupaten Bangka mencapai 1.987 orang. Rinciannya 1.709 orang sudah dinyatakan sembuh, 21 pasien meninggal dunia serta 257 orang masih menjalani isolasi untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

"Kami dari satgas tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan baik sebagai langkah awal mencegah dan memutus penyebaran virus yang belum ditemukan obatnya," kata Boy Yandra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement