REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Senin (22/2) menempatkan Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen (Purn) Prabowo Subianto di urutan tertinggi sebagai calon presiden dengan elektabilitas 22,5 persen.
Prabowo kandidat lainnya, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (10,6 persen), Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan (10,2 persen), Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (7,2 persen), dan Menteri Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno (6,9 persen).
Di urutan berikutnya, ada Menteri Sosial Tri Rismaharini (5,5 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (5 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (4,8 persen), dan eks menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti (2,3 persen).
Pengamat politik Universitas Padjajaran (Unpad), Emrus Sihombing melihat hasil survei LSI tersebut cukup signifikan bagi Prabowo. Dia menganggap wajar Prabowo memiliki elektabilitas terbesar karena saat ini sedang menjabat sebagai menhan.
"Selamat buat pak Prabowo yang sudah menempati angka elektabilitas di atas 20 persen. Kandidat lainnya seperti Pak Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang ada di posisi kedua dan ketiga hanya di angka 10 persen," ujar Emrus kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/2).
Dia a menjelaskan, elektabilitas Prabowo sangat signifikan apabila dibandingkan kandidat lain. Dia menyebut, perbedaan angka elektabilitas lebih 1-5 persen maka disebut tidak terlalu signifikan.
"Ini perbedaannya bisa lebih dari 10 persen. Artinya ini capaian yang amat baik. Hal ini menunjukkan masyarakat memberikan apresiasi dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai sosok yang berpeluang di pemilu berikutnya," ujar Emrus.
Meski demikian, Emrus mengingatkan, survei LSI yang dilakukan pada awal 2021, merupakan potret sesaat. Bagi mereka yang ingin maju di Pilpres 2024, masih ada waktu yang cukup panjang kurang lebih tiga tahun menuju. "Dan selama di waktu tersebut angka itu bisa berubah, bergeser, dan bisa ada nama calon kandidat lainnya. Kecuali survei dilakukan beberapa bulan sebelum pilpres," jelasnya.
Emrus menambahkan elektabilitas ketua umum Partai Gerindra tersebut apakah dapat bertahan angkanya sangat bergantung pada tiga hal utama. Pertama, yakni bagaimana kader Gerindra bekerja di lapangan.
Kedua, bagaimana Prabowo menjalankan tugasnya dengan baik di Kementerian Pertahanan. Yang ketiga bagaimana Prabowo bisa menyampaikan pesan politik bisa menimbulkan kebersamaan di tengah masyarakat.