REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tembok pembatas sebuah rumah di Kavling Melati menimpa dua rumah di Gang Melati, tepatnya di RT 010, RW 03, Jalan Kemang Timur XI, Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (19/2) lalu. Belakangan diketahui, tembok yang runtuh itu adalah pembatas rumah milik keluarga Dino Patti Djalal, eks Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia.
"Iya (rumah yang temboknya roboh itu) milik keluarga saya," kata Dino Patti Djalal ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (23/2).
Dino mengatakan, keluarganya akan membiayai perbaikan rumah warga yang tertimpa tembok. Namun, ia belum bisa memastikan soal ganti rugi terhadap warga lain yang terdampak banjir.
Reruntuhan tembok itu turut menutup sebuah sungai kecil atau saluran penghubung menuju Kali Mampang. Walhasil, beberapa menit usai tembok rubuh, air dari saluran penghubung meluap dan mengakibatkan banjir setinggi dua meter lebih. Puluhan rumah warga terdampak banjir itu.
"Perhatian sekarang adalah kepada keluarga atau rumah yang terdampak langsung terlebih dahulu. Lewat dari itu, kita akan data dulu kerugian yang dimaksud," kata Dino.
Dino menekankan, robohnya tembok itu merupakan sebuah musibah akibat bencana alam. Runtuhnya tembok itu memang terjadi usai hujan deras melanda wilayah itu selama dua jam lebih.
Dino diketahui telah mengunjungi warga terdampak pada Selasa siang. Ia pun kembali memastikan akan memperbaiki rumah terdampak reruntuhan tembok. "Yang penting (sekarang), antar warga saling menolong," kata dia.
Camat Mampang Prapatan, Djaharuddin, mengatakan, pihak kelurahan memang sudah mempertemukan Dino dengan perwakilan warga terdampak pada Selasa pagi. Pihak Dino telah sepakat untuk memperbaiki empat rumah yang terdampak runtuhan tembok.
"Info dari Kelurahan Bangka, pertemuan sudah dilaksanakan. Disepakati bahwa pemilik tembok yang roboh (keluarga Dino) bersedia membantu perbaikan kembali bangunan yang terdampak," kata Djaharuddin, Selasa.
Sebelumnya, tembok pembatas area belakang sebuah rumah di Kavling Melati roboh pada saat hujan mengguyur Jakarta Selatan pada Jumat sekitar pukul 23.30 WIB. Rumah bertingkat dengan desain minimalis, yang dilengkapi dua kolam renang itu, lokasinya persis di atas sebuah tebing dengan ketinggian sekitar 15 meter.
Tembok dengan ketinggian sekitar delapan meter itu menimpa dua rumah warga yang berada di bawah tebing. Materialnya turut menimpa sungai kecil di samping pemukiman itu. Luapan sungai pun menggenangi rumah warga dengan ketinggian dua meter lebih malam itu.
Solihin, Ketua RT 10, mengatakan, banjir akibat luapan sungai kecil atau saluran penghubung itu membuat sekitar 50 rumah di wilayahnya terendam banjir. Terdapat pula dua rumah yang tertimpa material tembok. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Banjir, kata dia, sudah perlahan surut pada Sabtu malam. Namun, per Senin siang, banjir dengan ketinggian sekitar 30 cm masih menggenang di sekitar rumah yang tertimpa tembok. Hingga Selasa siang, petugas gabungan masih berupaya mengangkat material tembok roboh itu.